Pemda Perlu Pikirkan Pembangunan SPBU

Pemda Perlu Pikirkan Pembangunan SPBU

Aitis _SPBUJAKARTA - Ketersediaan atau kelangkaan BBM, sedikit banyak dipengaruhi dua fak­tor. Yaitu adanya BBM yang bersubsidi  dan pembatasan dengan sistem kuota serta infrastruktur. Alokasi kuota ditentukan oleh Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, sementara kuota nasional disepakati antara Pemerintah dengan DPR.  Dari alokasi nasional itu, lalu didistribusikan badan usaha yang ditunjuk BPH Migas.

 

“Tahun 2014  ini, Perta­mina mendapat porsi se­besar 99,6%. Selebihnya di­distribusikan oleh perusa­haan swasta nasional seba­gai pendamping,” papar Direktur Pemasaran & Niaga Pertamina Hanung Budya dalam Forum Bisnis APKASI International Trade and Investment Summit (AITIS) 2014 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/4).

 

Paparan tersebut diberikan karena banyaknya ketidakpahaman  para peja­bat di daerah mengenai  kuota BBM bersubsidi secara nasional  dan alokasinya di se­tiap daerah.

 

Saat berbicara di sesi per­tama dengan tajuk “Me­rebut Peluang Investasi Per­tambangan dan Energi Indonesia  2015-2020”, Ha­nung mengaku sering men­dapat keluhan dari kepala daerah berkaitan dengan ketiadaan SPBU di wilayah mereka.

 

Ia pun memberikan pen­jelasan tentang infra­struktur distribusi BBM, dimulai dari SPBU, APMS, SPBN,  SPDN dan SPBB. Di seluruh Indonesia, Pertamina mengoperasikan 112 Ter­minal BBM, lebih dari 200 kapal tanker, lebih dari 5.000 SPBU, ratusan APMS dan AMT, yang semuanya bekerja 24 jam.

 

“Yang sekarang jadi masalah adalah, siapakah yang harus membangun SPBU?” kata Hanung ber­tanya. “Kalau di kota besar, investor berebut masuk karena omsetnya memang besar. Tetapi kalau  untuk di daerah kabupaten pengembangan, sulit. Tahun 2014 ini ada 12 kabupaten yang tidak memiliki satu SPBU pun.”

 

Hanung menyebutkan beberapa faktor mengapa ada kabupaten yang tidak memiliki SPBU, misalnya volume yang kecil atau  sarana jalan yang buruk. Dalam kondisi demikian, tidak ada investor yang tertarik.

 

“Karena itu saya meng-imbau para bupati dan walikota, untuk juga memikir­kan masalah ini. Saya rasa di APBD, sudah ada alokasi untuk  infrastruktur jalan atau pelabuhan, tetapi tidak ada untuk infrastruktur distribusi BBM.”

 

Karenanya, ia berharap para kepala daerah meng­alokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur distribusi BBM ini, sementara Pertamina siap menyalurkan BBM-nya.   

 

Ajang ini  merupakan ke­giatan  Asosiasi Peme­rintahan Kabupaten dan Kota Seluruh Indonesia (APKASI). Forum tersebut dihadiri para pejabat tingkat kabupaten dan kota yang datang dari berbagai wilayah Indonesia, selain para pengusaha dan calon investor.•URIP

Share this post