Pengabdian Berbuah Manis

 

Menjadi pejuang energi adalah amanah yang harus dijalankan dengan sepenuh hati. Di manapun ditugaskan, di situlah pengabdian disematkan.  Itulah yang dirasakan Zibali Hisbul Masih ketika ditugaskan menjadi  Retail Fuel Marketing Manager Region VIII Maluku-Papua pada tahun 2015. 

 

Baru setahun bertanggung jawab terhadap kelancaran pemasaran BBM sektor Ritel di Wilayah Indonesia Timur (Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara), pada tahun 2016, Zibali bersama tim pemasaran di wilayah tersebut harus menjalankan penugasan tambahan dari perusahaan yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk program Papua Satu Harga yang kemudian berkembang menjadi program Nasional BBM Satu Harga.

 

Di wilayah Papua memang masih ada delapan kabupaten yang belum memiliki lembaga penyalur (SPBU) Pertamina. Yaitu, Kabupaten Puncak, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Yalimo, dan  Kabupaten Pegunungan Arfak. 

 

Menurut Zibali, sejatinya bukan Pertamina tak ingin membangun lembaga penyalur di delapan kabupaten tersebut, namun karena kendala geografis dan infrastruktur transportasi  sangat terbatas bahkan belum memiliki akses jalan darat untuk bisa dilalui  mobil tangki BBM dan harus menggunakan pesawat kecil sehingga pendirian lembaga penyalur  belum memenuhi economic of scale.  Di samping itu,  faktor keamanan  serta keterbatasan material bangunan untuk mendirikan SPBU/Lembaga Penyalur menjadi kendala tersendiri dalam hal mobilisasi material yang menyebabkan biaya pembangunan dan pendistribusiannya menjadi lebih mahal. 

 

“Sebagai pejuang energi retail garda terdepan di Papua, kami harus siap menjalankan amanat tersebut. Akhirnya, setelah Direksi Pertamina menyampaikan komitmen terbuka sesuai arahan Presiden, kami pun langsung bergerak,” ujarnya.

 

Kerja pun dimulai. Untuk mengatasi kendala transportasi, Pertamina mendatangkan pesawat khusus air tractor dari Kanada.  Tiga bulan kemudian, hasil mulai terlihat. Perayaan HUT Kemerdekaan RI menjadi saat bersejarah, memerdekakan warga delapan kabupaten di Papua, untuk membeli BBM sama dengan saudara-saudara lainnya di jagad Indonesia. 

 

“Alhamdulillah, tepat 17 Agustus 2016, APMS di Kabupaten Puncak diresmikan. Sehari sebelumnya peresmian di Pegunungan Arfak. Disusul Mamberamo Raya, Nduga, Mamberamo Tengah, Yalimo, Tolikara, dan Intan Jaya,” ungkapnya. 

 

Keberhasilan program BBM Satu Harga di Papua inilah yang  menginspirasi pemerintah membuat program tambahan BBM Satu Harga untuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) pada tahun 2017. Sebanyak 150 titik diamanatkan pemerintah kepada Pertamina untuk diselesaikan dalam rentang waktu  tiga tahun. Bahkan pemerintah menambah 10 titik sehingga Pertamina harus  menuntaskannya hingga akhir tahun ini.

 

Karena Zibali  dinilai memahami seluk beluk program BBM Satu Harga, perusahaan pun mengamanatkannya jabatan baru sebagai Project Coordinator BBM Satu  Harga pada tahun 2018.  Ia bersyukur keluarga sangat memahami posisinya sebagai pejuang energi. 

 

“Walaupun ada rasa khawatir, namun keluarga bisa memahami bahwa ini adalah  bagian dari amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab karena terkait dengan kepentingan masyarakat, khususnya terkait pemenuhan hak saudara-saudara  kita di wilayah pelosok untuk mendapatkan BBM dengan harga terjangkau . Hal ini justru mendorong mereka untuk berdoa lebih khusyu agar Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan, keselamatan dan kelancaran kepada saya.  Dukungan moril dan  doa  mereka merupakan “vitamin”  luar biasa yang menjadi penyemangat dalam pelaksanaan tugas ini,” imbuhnya. 

 

Pada akhirnya, semua keikhlasan akan berbuah manis.  Sebagai pejuang energi, pada peringatan HUT ke47 Kemerdekaan RI, Zibali mendapatkan tanda  kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI Joko Widodo. Apresiasi ini diberikan sebagai penghargaan atas jasanya dalam memberikan darma baktinya yang besar kepada negara sehingga dapat dijadikan teladan bagi yang lain.

 

Alhamdulillah, ini adalah pekerjaan tim.  Jadi penghargaan ini berkat kerja keras tim Region VIII Maluku–Papua  periode 2015-2018 dan tim BBM Satu Harga Nasional tahun 2018-2019.  Bagi kami, penghargaan ini  bukan karena pelaksanaan BBM Satu Harga saja, tapi lebih pada program membuka pasar BBM Pertalite dan Dexlite di Indonesia Timur yang memberikan added value  tidak hanya bagi Pertamina, tapi juga  masyarakat Indonesia timur, lingkungan, pemda setempat dan negara dalam hal pengurangan beban subsidi akibat shifting dari BBM Subsidi ke BBM Non Subsidi,” tuturnya.

 

Walau kini tidak lagi menjabat sebagai Project Coordinator BBM Satu Harga karena harus mengemban amanat lain sebagai  PSO & Commercial Fuel Sales Manager, namun ia berharap  rencana pemerintah memperbanyak SPBU BBM Satu Harga menjadi 500 titik hingga tahun  2024 dapat terwujud dan terlaksana lebih efektif dan lebih efisien lagi. 

 

“Tingkat pertumbuhan konsumsi BBM di daerah 3T tersebut cukup tinggi sejalan dengan pertumbuhan ekonominya sehingga menjadi peluang bagi Pertamina untuk bisa juga mulai memasarkan produk Pertaseries, pelumas dan lain-lain di wilayah tersebut. Semua bisa terwujud jika semua pihak bekerja sama dan saling mendukung karena yang diharapkan program BBM Satu Harga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi semua pihak,” tukas Zibali.

 

Satu hal pesan Zibali kepada seluruh insan Pertamina  dalam menjalankan tugasnya, let’s do our work with our whole heart,  what we are will show in what we do…when we do good things, then good things will come to us…

Share this post