Pengalihan Operasi Blok NSO & B dari ExxonMobil ke PHE

Pengalihan Operasi Blok NSO & B dari ExxonMobil ke PHE

PHE_NSOAceh – Sesuai dengan ke­sepakatan antara PT Per­tamina Hulu Energi (PHE) dengan ExxonMobil, maka pada 1 Oktober 2015 dila­ku­kan pengalihan penuh atas operasional Blok NSO (offshore) dan B (onshore)  dari  ExxonMobil ke PHE. Blok NSO dan B yang sebelumnya masing-masing dioperasikan oleh ExxonMobil Oil Indonesia Incorporation (EMOI) dan Mobil Exploration Indonesia Incorporation (MEII), sejak 1 Oktober 2015 pukul 00:00 WIB, operatorship un­tuk masing-masing blok tersebut secara penuh (100%) dipegang   oleh  anak perusahaan PHE, yaitu  PHE NSO dan PHE NSB.

 

Pengalihan operatorship  juga ditandai dengan di­la­­kukannya Townhall Meeting di Training Center Conference Room Aceh Production Operation Office – Lhoksukon, Aceh yang di­hadiri oleh pekerja  blok NSO dan B. General Manager PHE NSO dan PHE NSB Adi Harianto menyampaikan selamat atas bergabungnya pekerja Blok NSO dan B dalam keluarga besar PHE. ”Semoga kedua blok ini  da­pat memberikan kontribusi besar dalam kemajuan PHE kedepan yang selanjutnya untuk kemajuan Pertamina,” ujarnya.

 

Dipaparkan pula Visi Misi Pertamina, Tata Nilai 6 C dan program program yang harus segera dilaksanakan oleh seluruh pekerja untuk meningkatkan kinerja dan pengembangan blok NSO dan B. Sebagai simbol bergabungnya para pekerja tersebut ke PHE, Adi Harianto melakukan penyematan Badge PHE kepada Indra Sakti selaku Aceh Production Operation (APO) Field Ma­nager, yang kemudian diikuti oleh seluruh pekerja.

 

Blok B mulai berproduksi di tahun 1977 dengan puncak produksi mencapai sekitar 3400 mmscfd, sedangkan blok NSO mulai berproduksi di tahun 1996 dengan puncak produksi sekitar 400 mmscfd. Hingga saat ini tak kurang dari ~18TCF telah diproduksikan. Penjualan gas saat ini rata rata  50 mmscfd (raw gas +/- 145 mmscfd) dengan peruntukan pasar domestik. Selain gas, kedua blok saat ini memproduksikan kondensat sekitar 1200 bcpd dan sulfur sekitar 900 MT per bulan yang sudah diserap pasar.

 

Adi Harianto menam­bah­kan, “Potensi raw gas yang dihasilkan dari kedua blok ini dapat mencapai sekitar 190 mmscfd, namun masalahnya adalah daya serap pasar yang masih belum maksimal dan “gas own use”, terutama untuk fuel, yang masih sangat besar yaitu  (+/- 45 %) dari gas  yang sudah diproses (treated gas), sehingga tantangan terbesar ke depan adalah se­gera mencari pasar baru untuk dapat menyerap potensi ini dan melakukan efisiensi terhadap “gas own use” se­hingga sejumlah gas yang tadinya sebagai fuel gas bisa dimanfaatkan menjadi gas sales”.

 

Dalam kesempatan yang sama Adi juga melakukan kunjungan ke Anjungan lepas pantai NSO dan berbincang langsung dengan seluruh pekerja serta melihat fasilitas off shore.

 

PHE  NSO & B berkomit­men melanjutkan program kemasyarakatan yang telah dijalankan sebelumnya, me­liputi program kesehatan, managemen UMKM, program pemberdayaan perempuan dan pengembangan karak­ter anak – Semai Benih Bang­sa yang merupakan pro­gram unggulan dan telah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah. Program kemasyarakatan dijalankan di 89 gampong/desa yang berada di tier 1 dan tier 2 dan sekitar jalur pipa.•PHE

Share this post