JAKARTA - “Pekerjaan ini seharusnya bisa menjadi inspirasi untuk para pekerja Pertamina, khususnya Pertamina Hulu. Karena pekerjaan ini dimulai dengan perencanaan yang teliti, melalui uji coba-uji coba, dan hasilnya sampai saat ini sangat akurat,” ujar Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen usai menyaksikan siaran langsung pengangkatan deck (deck raising) oleh PHE ONWJ.
PHE Offshore North West Java menyelenggarakan kegiatan pengangkatan deck (deck raising) di Lapangan Lima, yang terletak di Laut Jawa sekitar 100 mil timur laut Jakarta. Kegiatan ini disiarkan langsung dari lapangan Lima dan disaksikan di PHE Tower Lantai 2, pada Kamis (19/9). Hadir dalam acara tersebut Direktur Hulu Pertamina M. Husen, Direktur Keuangan PHE Yayok T. Wisanggo, Executive VP/GM PHE ONWJ Jonly Sinulingga, wakil-wakil dari SKK Migas, partner dan vendor.
“Kami di korporat sangat bangga dan mengucapkan selamat kepada teman-teman di PHE ONWJ. Saya harapkan ini bisa menjadi best practice kita di Pertamina Hulu,” ujar Husen menambhkan.
Proyek yang disebut LIMA Subsidence Remediation Project ini adalah pengangkatan anjungan LIMA Flowstation yang terdiri dari 3 platform, 1 platform bridge dan 1 flare bridge. Pengangkatan deck ini merupakan tahap yang kedua, setelah pengangkatan tahap pertama berlangsung pada 4 September 2013. “Pada tahap I diangkat 1 meter, sedangkan pada tahap kedua akan diangkat 3 meter. Jadi total pengangkatan 5 platform ini ialah 4 meter,” kata Jonly.
Kegiatan pengangkatan di lapangan diimulai pukul 05.45 WIB. Seluruh proses pengangkatan selesai sekitar pukul 11.00 WIB.
Jonly menjelaskan mengapa pengangkatan harus dilakukan pagi sekali. Karena teknologi yang digunakan sangat sensitif dengan faktor cuaca, terutama kecepatan angin dan ombak.
Deck raising ini sangat penting bagi ONWJ, karena kelima platform ini adalah salah satu lapangan yang memberikan kontribusi sangat besar. Kelima platform ini memberikan kontribusi minyak 4.000 BOPD dan gas 20 MMSCFD. Sementara gas yang dikuasai Pertamina EP adalah 80 MMSCFD. “Posisi kelima platform ini sangat strategis. Bayangkan saja kalau gas kita dan gasnya Pertamina EP tidak diproduksi, maka banyak industri di Jawa Barat akan menderita,” ujarnya.
Diperkirakan produksi kembali pulih sekitar pertengahan Oktober 2013. Anggaran proyek deck raising menelan biaya sekitar 123 juta dolar AS. Namun biaya ini, menurut Jonly, ditanggung bersama Pertamina EP dan PHE ONWJ masing-masing sebesar 50%.
Pengangkatan harus dilakukan karena sebab alami, terjadinya penurunan dasar laut 15 cm/tahun. Sehingga setelah beroperasi sekitar 40 tahun, harus dilakukan pengangkatan deck tersebut.•URIP