Peningkatan Legal Awareness bagi Para Eksekutif Pertamina

Peningkatan Legal Awareness bagi Para Eksekutif Pertamina

19-LEGALJAKARTA – Kegiatan Legal Awareness Program dalam bentuk legal-short course yang berjudul “Pengetahuan Hukum untuk Eksekutif” kembali dilaksanakan oleh Legal Counsel & Compliance (LC&C) Pertamina. Acara ini diselenggarakan di Executive Lounge Lantai M Gedung Utama Pertamina, Rabu (15/6) dan dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur Gas Energi Baru & Terbarukan Pertamina Yenni Andayani, Direktur SDM & Umum Pertamina  Dwi Wahyu Daryoto,  Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, para SVP Pertamina, dan para tamu undangan lainnya.

 

Dalam laporannya Chief Legal Counsel & Compliance Pertamina, Genades Panjaitan melaporkan mengenai kinerja LC&C selama tahun 2015 dan bulan Januari - Mei 2016, meliputi penanganan kontrak, perkara, dan compliance.

 

“Berbagai tantangan di­hadapi oleh LC&C dari segi lawyers, kondisi lingkungan, dan sistem. Inisiatif perbaikan diperlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan terse­but. Salah satunya adalah Legal Awareness Program untuk memberikan bekal pe­ngetahuan bagi para eksekutif Pertamina mengenai aspek-aspek legal. Sebagaimana diketahui oleh kita bersama bahwa kesadaran hukum sangatlah penting sesuai adagium Ubi Societas Ibi Ius (Di Mana Ada Masyarakat Di Situ Ada Hukum). Oleh ka­renanya, hukum tidak dapat dipisahkan dari Pertamina sebagai komunitas,” ungkap Genades.

 

Dalam sambutannya Dwi mengatakan bahwa Pertamina saat ini berada dalam situasi   transformasi dan sekaligus juga transisi situasi. Ketika harga minyak mentah turun tajam, semua orang panik. Tetapi ketika harga minyak mentah mulai merambat naik, orang pun panik. “Namun ada bagusnya juga. Ketika harga minyak turun, maka kita mulai berbicara dan melakukan efisiensi,” kata Dwi.

 

Efisiensi dilakukan dengan memotong rantai bisnis sehingga diperoleh penghematan dari berbagai sektor, termasuk dari penga­daan minyak yang dilakukan oleh ISC dan selalu mendapat sorotan publik. Efisiensi juga diikuti dengan negosiasi kon­trak-kontrak.

 

Perubahan pasar menjadi terbuka menyebabkan peru­bahan perilaku konsumen dan kemudian disusul per­kem­bangan teknologi. “Kita dihadapkan pada situasi persaingan. Yang menuntut kita harus lincah dalam berbisnis. Tetapi di lain sisi, kita juga harus aman dari aspek legal-nya,” tutur Dwi. Karena itu Dwi melihat pentingnya acara ini untuk menumbuhkan sadar hukum bagi para eksekutif Pertamina. 

 

Guru Besar Hukum Internasional, Prof. Hikma­hanto Juwana, SH, LLM, Ph.D hadir sebagai narasumber Legal Awareness Program ini. “Kenapa kita memerlukan legal awareness? Karena landscape sosial politik dan hukum Indonesia sudah beru­bah. Jika dahulu  berbicara BUMN, maka se­mua akan minggir. Tetapi sekarang ini justru sebaliknya. Sekarang jika bicara BUMN, maka akan menjadi target utama oleh mereka yang ber­pikiran tidak baik,” tegas  Hikmahanto Juwana.

 

Hikmahanto menyebutkan mereka itu bisa datang baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. “Karena su­dah banyak kontrak yang ditandatangani oleh Per­­ta­mina. Sekali ada per­masalahan, maka nilai gu­gatannya tidaklah main-main, sangatlah besar. Sebab me­reka tahu, ini adalah Per­tamina,” lanjut Hikmahanto memaparkan alasannya.

 

Namun Hikmahanto juga menjelaskan, yang diketahui oleh mereka adalah Pertamina  era UU No. 8/1971 yang po­werful. Mereka tidak tahu bahwa sekarang Perta­mina ada di bawah UU                       No. 22/2001 dan berbentuk badan hukum PT yang selalu diawasi publik.

 

“Ini menunjukkan pa­da kita semua bahwa se­karang ini landscape dari permasalahan hukum sudah berubah,” tambah Hikmahanto. Ia menyebutkan banyak masalah perdata yang kemudian berubah menjadi masalah pidana. “Ini adalah strategi dari lawan Pertamina. Kalau strategi perdata tidak bisa goal, mereka akan mempermasalahkan dari sisi pidana, dengan target orang-orangnya,” lanjutnya.

 

Tak lupa Hikmahanto berpesan agar Fungsi Legal dilibatkan sejak awal agar pengambilan keputusan dapat optimal dan terlindungi dan Fungsi Legal jangan hanya dijadikan tukang stempel atau tukang bersih-bersih. Di penghujung acara, Dwi mengucapkan terima kasih kepada Genades atas penyelenggaraan kegiatan ini karena banyak knowledge yang diperoleh. Mengingat banyaknya proyek-proyek besar dan strategis yang sedang dan akan ditangani oleh Pertamina, Dwi juga berpesan perlu ada se­si berikutnya dengan keha­diran para pekerja yang di­undang.•URIP

Share this post