SANGASANGA – Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field (PEP Sangasanga) menjaga kehandalan operasi migas di Kutai Kartanegara di masa pandemi COVID-19. PEP Sangasanga sebasai salah satu unit operasi PT Pertamina EP (PEP) terus mengupayakan pencapaian target produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri. Sebagai salah satu lapangan backbone, PEP Sangasanga menyumbang 33 persen terhadap produksi Pertamina EP Asset 5 (PEP Asset 5).
Target produksi minyak PEP Sangasanga tahun 2020 sebesar 4.980 barrel oil per day (bopd), sedangkan target gas sebesar 3,65 million standard cubic feet per day (mmscfd). Peningkatan produksi minyak tersebut berasal dari kegiatan pengeboran di struktur North Kutai Lama (NKL), Samboja, Muara, dan Anggana. Namun kontribusi terbesar berasal dari sumur NKL-1117 dengan rata-rata produksi mencapai 500 bopd di tahun 2020. Jumlah tersebut hampir 10 persen dari total produksi PEP Sangasanga.
Selain kegiatan pengeboran, peningkatan produksi juga berasal dari pekerjaan workover di struktur Samboja, di antaranya workover sumur SBJ-345 yang memberikan kontribusi produksi sebesar 150 bopd pada tahun 2020.
Berjuang di tengah pandemi COVID-19 dan anjloknya harga minyak dunia, bukanlah hal yang mudah bagi PEP Sangasanga. Guruh Prasetyo, Pjs. Sangasanga Field Manager menyampaikan, “Pada masa pandemi, tantangan dunia migas lebih besar dari biasanya. Dunia migas yang sarat dengan modal operasi, harus adaptif beroperasi dengan efektif dan efisien.”
Dirinya menambahkan, sesuai arahan top management Pertamina EP, seluruh lini perusahaan perlu mengoptimalkan pos anggaran yang ada. Oleh karena itu, Pertamina EP Sangasanga mengevaluasi kembali beberapa proyek yang sudah direncanakan agar berjalan efektif, efisien, dan ekonomis dari segi bisnis.
“Salah satu caranya menerapkan quick win strategy, yaitu mengoptimalkan pengeluaran anggaran sewa lifting sumur namun tetap mempertahankan produksi sumur seoptimal mungkin,” jelas Guruh.
Tantangan lain yang dihadapi dalam operasional migas di masa pandemi ini, antara lain terhambatnya proses pengiriman material maupun jasa karena memerlukan tambahan waktu akibat adanya pemberlakuan PSBB di beberapa tempat.
“Adanya tambahan biaya untuk kebutuhan meminimalisir dampak pandemi COVID-19 yang dipersyaratkan, serta faktor psikologis para pekerja lapangan,” ujarnya.
Namun PEP Sangasanga, lanjut Guruh, terus berupaya sebaik-baiknya dalam pencegahan penyebaran COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Pencapaian produksi saat ini tentunya merupakan hasil dari usaha secara teknis dan kedisiplinan seluruh unsur di PEP Sangasanga dalam menerapkan protokol kesehatan. Sekali saja lalai dalam melaksanakan protokol kesehatan, bisa saja akan berpengaruh pada kegiatan dan proses bisnis di lapangan Sangasanga, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja produksi migas kita,” ungkap Guruh.
Hingga kini performa produksi PEP Sangasanga sangat memuaskan, melihat produksi minyak rata-rata sampai dengan bulan September sebesar 5.700 bopd, sementara produksi gas mencapai 2,52 mmscfd.
“Alhamdulillah, ucap syukur kepada Allah SWT dan terima kasih atas dukungan Pemerintah daerah dan masyarakat, meski pandemi masih berlangsung, namun operasi produksi migas PEP Sangasanga dapat berjalan dan tidak terganggu secara signifikan. Semoga ke depannya pandemi dapat segera berlalu sehingga kegiatan operasi migas kembali berjalan kondusif dan lebih agresif,” tutup Guruh. *PEP/HM