JAKARTA - Terpicu kinerja produksi yang meningkat sejak TW-III/2017, PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung Field terus melaju. Hal tersebut dapat diurut dari tampilan kinerja produksi Tanjung Field per Januari 2018 sebesar 3.238 barel minyak per hari (BOPD) atau 103,6% dari target RKAP Year to Date (YTD) sebesar 3.126 BOPD. “Kami terus berupaya menjaga kinerja produksi Tanjung Field di atas target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018,” ungkap Andri Haribowo Field Manager Tanjung.
Menurut Andri, tercapainya produksi di atas target tersebut dipetik melalui langkah-langkah optimalisasi produksi sumur dan maintenance fasilitas existing. Contohnya, pada TW-III/2017 lalu, gain produksi sebanyak 600 BOPD diperoleh lewat kegiatan upsizing pompa SRP (sucker rod pump) di sumur TT-16. Saat ini sumur TT-16 sudah di install ESP (electrical submersible pump) dan berproduksi di level 800 BOPD.
Kontributor lain yang menonjol adalah sumur POP PRB-01 dengan produksi 100 BOPD. Kinerja produksi Tanjung Field sangat ditunjang oleh ketelatenan dalam merawat seluruh surface facilities yang sebagian besar termasuk aset tua. “Dengan pemeliharaan yang baik, maka reliabilitas surface facility akan tetap tinggi, sehingga meminimalisir lost production opportunity (LPO) akibat breakdown peralatan,” imbuh Andri.
Lebih lanjut, Andri menegaskan langkah-langkah perawatan yang baik dimulai dari kegiatan perencanaan pemeliharaan atau plan maintenance. Beberapa kegiatan awal dilakukan dengan mempertimbangkan variabel-variabel berikut, antara lain meliputi: jenis peralatan, equipment critical rating (ECR), man power, dan biaya. Kemudian perlu juga diperhatikan, metode yang diimplementasikan pun berbeda-beda, ada yang swakelola dan ada pula oleh pihak ketiga. “Kegiatan pemeliharaan major yang kami lakukan tahun ini, salah satunya adalah Exchange 2 unit Gas Turbine Generator (GTG) di Power Plant. GTG tersebut adalah pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan power/listrik di Tanjung Field,” ujar Andri.
Andri menjelaskan, kebijakan strategis dalam meningkatkan produksi Tanjung Field sepanjang 2018, ini akan dilakukan secara komprehensif, mulai dari perbaikan fasilitas produksi dan injeksi hingga ke upaya reparasi serta stimulasi sumur. Di samping itu, perlu juga dilakukan inovasi operasi untuk menahan laju natural decline rate. “Kegiatan stimulasi secara terukur dilakukan pada beberapa sumur yang mengalami pembentukan skin, baik di lubang sumur maupun di reservoir,” terang Andri. Selain itu, strategi untuk meningkatkan produksi ditempuh juga lewat aktivitas infill drilling dan step out dengan target baru reservoir di zona dalam (deep zone), berupa lapisan batupasir Formasi Warukin yang mempunyai tekanan relatif masih tinggi. Sementara struktur-struktur yang tekanannya sudah depleted sedang dilakukan kajian injeksi air untuk pressure maintenance.
Sepanjang 2018, ini juga direncanakan pengeboran sebanyak delapan sumur dengan kedalaman 650 – 2.000 meter. Rinciannya: dua sumur dengan target deep zone dimaksudkan untuk mencarai zona reservoir baru berupa lapisan-lapisan batupasir Formasi Warukin pada kedalaman 1.000 – 2.000 meter. Sedangkan workover rencananya akan dilakukan pada sumur-sumur di Struktur Kambitin dan Warukin pada kedalaman 600 – 900 meter dengan objektif reservoir batupasir Formasi Tanjung dan Warukin. “Program pengeboran dimaksud mulai dikerjakan pada Juni – Desember, sementara aktivitas workover akan dimulai sekitar April – Agustus,” pungkas Andri.•DIT. HULU