PEPC Kembangkan Industri Kreatif Masyarakat Bojonegoro

BOJONEGORO Industri kreatif di Bojonegoro semakin menggeliat, tak terkecuali batik Bojonegoro. Selain berinovasi dengan motif yang semakin beragam, perajin batik di Bojonegoro mulai mengembangkan produk turunannya, yakni tas batik Bojonegoro. Sejak 6 Desember 2017,  lima Desa perajin batik, yakni Dolokgede, Kalisumber (kecamatan Tambakrejo), Pelem, Kaliombo (kecamatan Purwosari), dan Desa Bandungrejo (kecamatan Ngasem) mengikuti pelatihan pengembangan kreativitas dan inovasi suvenir dari batik Bojonegoro.

Acara ini digelar di Panggon Sinau Bareng Ademos, Dolokgede,  hingga 12 Desember 2017. Ademos menggandeng salah satu designer ternama dari Surabaya, Willy Filo Shofia, dan trainee yang juga merupakan perajin tas batik yang sukses di Surabaya, Mahbub Junaidi.

Lelaki yang biasa disapa Pak Jun ini menyampaikan, “Kreativitas adalah kekayaan yang tidak akan pernah habis, dan batik adalah salah satu sumber kekayaan Indonesia. Meningkatkan produk batik adalah keharusan, sehingga bisa dikenal dunia. Eksistensi batik akan selalu berkelanjutan, mengingat batik merupakan kekayaan kreatif Indonesia.”

Acara ini terselenggara atas kerjasama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Ademos. Sekretaris Ademos, Shodiqurrasyad, berharap pelatihan ini dapat memotivasi para perajin batik Bojonegoro untuk menjadi pionir pengembangan produk tas batik di Bojonegoro.

Secara terpisah, Public Government Affair & Relations Manager, Kunadi, mengatakan program pelatihan ini merupakan salah satu perwujudan dari tanggung jawab sosial PEPC terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan proyek Jambaran-Tiung Biru.•PEPC

Share this post