PEPC Menjadi Operator Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung Biru

PEPC Menjadi Operator Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung Biru

PEPC_Jambaran _Tiung BiruJakarta – Setelah lebih delapan tahun, tepatnya sejak 14 Semtember 2005 berperan selaku investment company yang bermitra dalam  pengelolaan  Wilayah Kerja Blok Cepu, PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) yang memiliki saham di blok tersebut sebesar 45 %, pada 28 Februari 2013 yang lalu ditunjuk oleh pemerintah sebagai Operator Unitisasi Lapangan Jambaran - Tiung Biru (JTB) melalui persetujuan Unitisasi Agreement (UA) yang ditandatangani oleh PEPC, Mobil Cepu Ltd (MCL), Ampolex, BUMD, dan Pertamina EP (PEP). Sebelumnya, SKK Migas pada 13 Februari 2013 telah menyetujui  POD pengembangan Unitisasi Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) yang terintegrasi dengan Lapangan Cendana.

 

“Dengan tekad serta berpegang pada Visi - Misi mana­jemen PEPC  agar terus maju  menjadi role model APH ber­kelas dunia,  kami senantiasa mem­perkuat landasan supaya selalu berkembang  dalam meningkatkan reputasi dan profesionalisme, untuk mendorong pertumbuhan kinerja di masa depan. Penetapan PEPC sebagai Operator Unitisasi Lapangan JTB oleh Menteri ESDM, merupakan tonggak sejarah, bahwa PEPC tidak lagi bermain hanya selaku  mitra Non Operator di Blok Cepu,” kata Direktur Utama PEPC, Amril Thaib Mandailing beberapa waktu lalu.

 

Lapangan Tiung Biru ditemukan oleh PT Pertamina EP (PEP) pada awal 2010 melalui pengeboran eksplorasi lokasi Tiung Biru-1 yang masuk wilayah Area III Jawa Bagian Timur (Blok Gundih). Penemuan gas di struktur Tiung Biru setelah dievaluasi melalui kajian subsurface assessment ternyata masih dalam satu  body dengan lapangan gas Jambaran yang ditemukan Mobil Cepu Ltd di Blok Cepu pada 2002. Kedua penemuan, itu berada pada struktur batuan karbonat (batu gamping), yang merupakan suatu continous reservoir dengan fluid contacts yang sama. “Berdasarkan ketentuan PP No.35/2004, pengembangan kedua lapangan tersebut  harus dilakukan lewat mekanisme Unitisasi Lapangan Jambaran dan Tiung Biru, agar lebih efisien dan optimal,” demikian urai Amril.

 

Lebih lanjut Amril menambahkan bahwa pengembangan kedua lapangan dimaksud akan dilakukan secara terintegrasi meliputi Lapangan Jambaran-Tiung Biru dan lapangan gas Cendana yang ditemukan pada 1988 di sebelah timur laut struktur Jambaran. Proyek pengembangan gas secara terintegrasi tersebut direncanakan akan mulai berproduksi (on-stream) pada Desember 2018 dengan target produksi 315 MMSCFD.

 

Untuk kelancaran operasi proyek dimaksud, berbagai persiapan telah dilakukan agar Lapangan JTB berjalan sesuai target. Pekerjaan-pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini antara lain meliputi kegiatan AMDAL, procurement untuk FEED, optimisasi teknologi, perijinan dan survey pembebasan lahan. “Penunjukan operatorship pada PEPC dalam mengelola proyek terintgrasi, itu menjadi bagian dari pembuktian komitmen PEPC dalam mendukung target yang dibebankan pemerintah kepada PT. Pertamina (Per­sero) untuk terus berupaya menemukan cadangan migas,” tegas Amril mengakhiri perbincangan.• DITHULU

Share this post