BANTEN - Proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip telah mengalami kemajuan yang signifikan. Kemajuan tersebut ialah selesainya fasilitas mooring tower atau menara tambat, yang pada Jumat, 19 September 2014 diresmikan oleh Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Muliawan. Bertempat di areal Sumuranja, PuloAmpel, Serang, Banten, peresmian konstruksi menara tambat tersebut juga dihadiri oleh Direktur Operasi PT. Pertamina EP Cepu, RP. Yudantoro, Project Executive Mobil Cepu Ltd., Dan Wieczyinski dan Ketua Badan Kerjasama PI Blok Cepu, Hadi Ismoyo, serta perwakilan dari Pertamina Hulu.
Menara tambat ini akan dikirim ke Tuban, Jawa Timur untuk melengkapi perkembangan proyek minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur, yang telah mencapai lebih dari 90 persen hingga minggu ketiga September 2014.
Menara tambat ialah serangkaian konstruksi baja dalam proyek konstruksi EPC-3 Proyek Banyu Urip yang menjadi bagian dari infrastruktur pengiriman minyak lepas pantai FSO Gagak Rimang yang telah diresmikan sebelumnya, akan ditambatkan pada struktur menara yang tertanam di dasar laut. Dengan desain yang sedemikian rupa memungkinkan kapal dapat bergerak mengikuti arah angin, ombak dan arus laut tanpa mengganggu aliran minyak dari pipa pengisian.
Direktur Operasi PT. Pertamina EP Cepu RP. Yudantoro mengapresiasi rampungnya mooring tower ini, dikarenakan mooring tower atau menara tambat merupakan alat yang penting bagi keberlangsungan produksi Migas di Banyu Urip. Diharapkan dengan selesainya menara tambat dan segera sampai di Tuban dapat mendorong EPC-1 untuk bisa segera selesai.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan penyelesaian menara tambat ini akan mendukung peningkatan produksi dari Lapangan Banyu Urip yang akan menjadi tulang punggung pencapaian target produksi minyak dalam APBN Tahun 2015 sebesar 845.000 barel per hari. “Karena begitu penting dan strategisnya Proyek Pengembangan Lapangan Banyu Urip ini bagi sektor hulu migas khususnya, dan bagi bangsa Indonesia umumnya, maka diharapkan semua pihak para pemangku kepentingan dapat mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana,” katanya. Dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 30,000 barel per hari, produksi dari Lapangan Banyu Urip akan terus naik bertahap hingga mencapai puncak 165,000 barel per hari pada 2015.•pepc