MAMUJU - “Saya ikut merasakan penderitaan yg di rasakan oleh para korban. Sehingga itu membulatkan tekad saya untuk terjun langsung membantu para korban.”
Sisi kemanusiaan dan tanggung jawabnya sebagai tenaga medis, menuntun sosok dr. Muhammad Fadhil Athief Islam untuk tergerak menjadi salah seorang relawan. Fadhil merupakan satu di antara banyak relawan yang rela meninggalkan keluarga di rumah, untuk bisa membantu para korban yang tengah membutuhkan pertolongan.
Saat itu, yang terlintas di dalam benaknya ialah agar bisa sesegera mungkin membantu para korban bencana gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat 15 Januari lalu. Terlebih saat itu adiknya juga tengah berada di tempat kejadian.
Bersama dengan tim Pertamina Region Sulawesi, Fadhil segera menuju lokasi bencana dengan membawa sejumlah bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan yang dibutuhkan para korban.
Berbekal peralatan seadanya, ia menangani sejumlah korban yang membutuhkan perawatan segera. “Bahkan sambil melakukan kegiatan mini operasi di posko pengungsian karena tertimpa bangunan,” ujar pria yang kesehariannya bertugas sebagai Dokter di Klinik Pertamina Region Sulawesi ini.
Ditengah tugasnya, Fadhil juga mengungkapkan suka dukanya selama menjalankan tugas, khususnya di wilayah yang tengah diterpa bencana alam. “Penanganan setiap bencana memiliki tantangan yang berbeda-berbeda. Kita harus beradaptasi dengan warga lokal dan lingkungan yang baru, serta akses kebeberapa lokasi pengungsian begitu sulit karena kesulitan akses ataupun medan yang cukup terjal,” katanya menambahkan.
Lebih dari itu, Fadhil juga menghimbau kepada masyarakat termasuk tim tanggap bencana maupun relawan untuk tetap menjaga kondisi tubuh di kondisi seperti ini. Khususnya dimasa pandemi, agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Untungnya tim Pertamina solid, sehingga protokol kesehatan tetap dapat di terapkan tanpa mengganggu prosedur medis,” ucapnya.
Ia juga menyatakan bahwa akan terus berupaya memberikan pendampingan bagi para korban bencana di Majene maupun Mamuju, terlebih dalam hal kesehatan. “Tim medis siap sedia jika diperlukan,” tegasnya. *STK/AP/HM