YOGYAKARTA -- Hari ini, Rabu (19/6/2019), salah satu researcher Pertamina, Martinus Barus, S.T. M.M, memperkenalkan software terbaru yang dimiliki BUMN ini, PertafloSIM, kepada akademisi dari 19 perguruan tinggi Indonesia, di Universitas Gadjah Mada, pada Rabu (19/6/2019).
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, PertafloSIM singkatan dari Pertamina Flow Simulator. Software ini merupakan salah satu alat kerja yang digunakan di sektor hulu untuk untuk menghitung aliran minyak dan gas (migas) dalam pipa sejak dari dasar sumur hingga ke permukaan dan titik serah atau titik jual (sales point).
“Software hasil inovasi para teknisi perminyakan Pertamina bersama dengan Research Consortium OPPINET Institut Teknologi Bandung (ITB) ini merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk melakukan efisiensi khususnya di sektor hulu. Karena, biayanya akan jauh lebih hemat dibanding software komersial dengan sistem sewa lisensi yang sebelumnya digunakan Pertamina. Selain itu, software ini sangat bermanfaat bagi Pertamina yang memiliki jumlah lapangan migas yang begitu banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan software ini, Pertamina dapat mengoptimalkan kinerja sumur migas dan jaringan pipa sehingga sangat mendukung efisiensi di sektor hulu,” ujarnya di hadapan peserta Seminar PertafloSIM Goes To Campus tersebut.
Martinus menambahkan, software ini dikembangkan Pertamina dan OPPINET dari modul-modul yang dihasilkan bersama sebagai alat kerja engineer sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, muncul ide untuk menjadikan modul-modul tersebut dalam bentuk software dan diluncurkan pada April 2019 lalu.
“Kami sangat percaya diri software ini sangat bermanfaat bagi perkembangan industri hulu migas Pertamina. Dengan memperkenalkan kepada akademisi, kami berharap software ini dapat dimanfaatkan untuk penelitiannya. Kami terbuka menerima masukan dari seluruh akademisi untuk pengembangan PertafloSIM ke depannya,” tukasnya.
Salah satu peserta, Isnain yang langsung mencoba software tersebut mengaku senang dengan kehadiran software ini. Menurutnya, selama ini para mahasiswa teknik menggunakan beberapa software sejenis dari luar negeri. “Dengan adanya PertafloSIM, mahasiswa jadi dapat mencoba salah satu alat kerja engineer yang merupakan karya anak bangsa sehingga dapat membandingkan bahwa inovasi researcher dalam negeri tidak kalah dengan luar negeri,” ujar pria yang sehari-hari bertugas sebagai Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.
Ia berharap, software ini akan terus dikembangkan sehingga ke depan engineer Indonesia tidak perlu menggunakan software lain sebagai alat kerjanya.•VH