Pertamedika IHC Tingkatkan Sinergi Bangun Kualitas Kesehatan Indonesia

Pertamedika IHC Tingkatkan Sinergi Bangun Kualitas Kesehatan Indonesia

14-#mou #pertamedika #priyow _resizeJakarta -Jaringan pe­ngelolaan Rumah Sakit (RS) milik BUMN, yakni In­donesia Healthcare Cor­poration (IHC) yang sudah resmi diluncurkan pada Ma­ret lalu, pada (20/6) di Aula Kementerian BUMN, Per­tamedika IHC sebagai koor­dinator holding RS milik BUMN menandatangani 10 kesepakatan kerja sama yang disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno.

 

Direktur Utama Perta­medika IHC Dany Amrul Ichdan mengatakan, pe­nan­datanganan kerja sa­ma tersebut merupakan bentuk sinergitas antar perusahaan BUMN, untuk meningkatkan penggunaan aset-aset yang belum dimanfaatkan BUMN agar aset tersebut kembali produktif.

 

“Penandatanganan ini merupakan si­nergi antar BUMN, sehingga kita harus dapat memberikan added value terhadap BUMN, se­hingga aset yang idle dapat dimanfaatkan sebaik-baik­nya,” ujar Dany.

 

Menurutnya, potensi itu bisa dimanfaatkan untuk pe­ngembangan setidaknya 20 rumah sakit baru di sejumlah daerah di Indonesia. Dany menegaskan, untuk melakukan hal tersebut,  perlu adanya project financing yang kuat dan tertata baik, sehingga perlu adanya kerja sama dengan BUMN terkait seperti perbankan dan kons­truksi.

 

Dany menambahkan, IHC mempunyai tujuan untuk mem­perbaiki proses bisnis di RS milik BUMN, serta me­lakukan efisiensi yang tepat sasaran.

 

“Sekitar 20 Rumah Sakit harus dilakukan pengembangan di sejumlah daerah di Indonesia. Karena itu, IHC berupaya untuk meng­gandeng BUMN per­bankan, konstruksi, dan obat-obatan. Selain itu, IHC akan memperbaiki sistem proses bisnisnya, agar RS BUMN efisien. Biaya obat dan alat kesehatan harus efisien, namun tidak me­nu­runkan kualitasnya,” jelasnya kembali.

 

Saat ini,  ada 78 rumah sakit yang dimiliki BUMN dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hanya saja dari 78 rumah sakit itu, tidak semua pelayanannya sama. Maka dari itu pembentukan IHC ini menjadi salah satu upaya melakukan standarisasi pela­yanan dan kualitas kesehatan.

 

“Dengan biaya yang efisien, kita bisa melayani masyarakat dengan pela­yanan yang efisien dan ter­jangkau. Hasil dari efisiensi bisa untuk investasi, per­baikan infrastruktur RS dan menyekolahkan dokternya. Jika semua infrastruktur dan alat kesehatan RS milik BUMN memadai dan modern, serta dokternya berkualitas, maka feedback-nya adalah kepercayaan dari masyarakat. Infrastruktur andal, alat kesehatan modern, dokter yang capable. At theend, masyarakat Indonesia percaya untuk berobat di RS milik BUMN,” papar Dany lebih detil.

 

Sementara itu, Menteri BUMN Rini M. Soemarno me­ngatakan, holding com­pany untuk melayani kesehatan sudah cukup lama dipikirkan Kementerian BUMN.  Me­nu­rutnya, pelayanan ke­sehatan yang diberikan oleh BUMN maupun anak perusahaan BUMN ini dapat diseragamkan, setidaknya dapat dioptimalkan untuk kebutuhan karyawan BUMN maupun masyarakat luas dengan memberikan pela­yanan terbaik.

 

“Ini yang saya inginkan. Kita harus sama-sama memberikan kualitas  pelayanan terbaik untuk bangsa. Kalau masih ada yang belum melaksanakan, terus terang saya sedih. Kenapa kita tidak bisa ber­satu? Apa karena masih ada yang merasa RS-nya bisa beroperasi sendiri? Saat ini, kita harus optimal­kan pelayanan RS untuk masyarakat umum. Saya juga minta dukungan Menteri Kesehatan agar renacana ini terwujud,” tutup Rini.• hari

Share this post