Pertamina Ajak Rekan Media Kunjungi Ladang Minyak di Aljazair

Pertamina Ajak Rekan Media Kunjungi Ladang Minyak di Aljazair

16-PIEPALJAZAIR - Bagi Indo­ne­sia dan Pertamina, Alja­zair merupakan sebuah sejarah baru. Dsinilah untuk pertama kalinya Pertamina mengoperasikan lapangan migas di luar negeri. Ini me­rupakan bukti, Pertamina tak cuma ‘jago kandang’ tapi juga bisa berekspansi menggarap ladang minyak di negeri orang.

 

Ladang minyak yang di­operasikan Pertamina adalah Lapangan Menzel Lejmat North (MLN). Lapangan yang termasuk dalam Blok 405A ini terletak di tengah Gurun Sahara, 800 km dari Kota Alger, 200 km dari perbatasan dengan Libya.Terdapat 10 sumur produksi dan 10 sumur injeksi pada la­pangan migas tersebut. Minyak dialirkan melalui pipa sepanjang 38 Kilometer ke fasilitas penyimpanan minyak.

 

Pertamina memiliki ke-istimewaan dalam mengelola lapangan tersebut, karena me­miliki peran sebagai operator, setelah mengambil alih dari Conoco Phillips pada 2014. Artinya, Pertamina menjadi pemimpin MLN. Hal ini ada­lah pertama kalinya dalam kegiatan hulu Pertamina di luar negeri.

 

Untuk pengelolaannya diserahkan ke Pertamina Algeria EP di bawah naungan PT Pertamina Internasional Eks­plorasi dan Produksi (PIEP). Prestasi Pertamina dalam mengelola lapangan tersebut cukup cemerlang de­ngan berhasil meningkatkan produksi minyak dari 15 ribu barel per hari menjadi 18 ribu barel per hari.

 

Ada sekitar 300 orang dari 16 negara yang dipe­kerjakan Pertamina di MLN. Sebanyak 12 orang di an­taranya adalah insinyur per­minyakan dari Indonesia. Mereka menduduki posisi-posisi strategis, seperti Operations Manager. “Pekerja kita multi etnis dari 16 negara, tapi Indonesia yang memimpin. Kita mengelola ratusan orang di padang pasir,” kata Direktur Utama PIEP Slamet Riadhy, saat berbincang dengan insan pers Indonesia di Aljazair.

 

Insan pers dari Indonesia berkesempatan untuk me­li­hat lang­sung Lapangan MLN di Gurun Sahara, pa­da (30/9). Padang pasir berbukit dan bentangan pipa yang mengalirkan minyak dari sumur-sumur minyak ke fasilitas pengelolaan dan penyimpanan menjadi pe­mandangan menarik.

 

Matahari cukup terik, ham­pir 40 derajat Celcius. Di Aljazair, blok-blok migas termasuk zona militer, maka harus dijaga ketat keamanan dan ada pos militer yang harus dilalui. Saat masuk ke MLN, Operations Manager Lapangan MLN yang berkebangsaan Indonesia, Aznaldi Agustia, menyambut  bersama para manajemen dan pekerjanya. Setelah memberikan briefing singkat, Aznaldi mengajak insan pers Indonesia ber­keliling area camp. Camp tampak seperti oase di tengah padang gurun, penuh dengan rerumputan hijau, pohon palem, kolam ikan, kolam renang, lapangan futsal, dan lapangan basket. Air di sini diperoleh dari kedalaman 500 meter dibawah pasir.

 

Residence bagi para pe­kerja ada 260 kamar. Tiap kamar luasnya kira-kira 40 meter persegi lengkap dengan kamar mandi dan perabotan seperti kasur, lemari, air conditioner, pemanas air. Jalanan di sini sudah diratakan dan dilapisi balok. Karena letaknya di tengah padang pasir dan dekat dengan negara tetangga, Libya, un­tuk menjaga keamanan pekerja, disiapkan dua ruang perlindungan (safe heaven) dengan pintu baja tebal dan dinding yang kokoh. Ruangan yang berisi logistik untuk dua hari, peralatan sehari-hari, ruang tamu, kamar tidur dan Kamar mandi, juga terdapat fasilitas telepon yang bisa digunakan pekerja. Ruangan tersebut hanya bisa dibuka oleh militer Aljazair, setelah kondisi dinyatakan aman.

 

Kemudian Aznaldi me­nunjukkan lokasi pengeboran minyak dari atas bukit. Terlihat jelas berbagai fasilitas untuk pengeboran dan pengolahan minyak mentah. Pipa-pipa minyak, tangki, mesin-mesin dioperasikan para pekerja di tengah sengatan matahari di Gurun Sahara.

 

Hingga 2019, Pertamina menargetkan produksi mi­gasnya di Aljazair menyentuh angka 200.000 barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd).

 

Demi ketahanan ener­­gi nasional, Pertamina memang harus makin agresif dan ekspansif menguasai cadangan-cadangan migas di luar negeri karena cadangan di dalam negeri tinggal sedikit.

 

“Seperti harapan Presiden Indonesia, kita tidak boleh jago di kandang saja. Mu­dah-mudahan langkah ini akan menjadi referensi baru Pertamina di dunia inter­nasional,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat meresmikan Kantor Pertamina di Aljazair, beberapa waktu lalu.•WIEN

Share this post