JAKARTA – Wabah COVID-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha terpukul, salah satunya yaitu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peran Pemerintah saat ini sangat dibutuhkan untuk mendongkrak UMKM.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki mengungkapkan bahwa ada langkah konkret yang diambil Pemerintah agar UMKM bertahan di masa pandemi.
“Kami akan meningkatkan kemampuan UMKM di Indonesia agar terus berkembang”, ungkap Teten saat diskusi daring radio Sonora pada Sabtu, 13 juni 2020.
Dirinya menjelaskan, ada tiga fase yang dilakukan. Pertama, survival, banyak permintaan turun sehingga produksi terbatas, hal itu membuat UMKM menjadi sulit berkembang.
Kedua, Pemerintah merestrukturisasi utang cicilan di bank dapat ditunda 6 bulan ke depan, bunga kredit disubsidi Pemerintah. “Kami harapkan dengan itu bisa membantu masalah cash flow UMKM dan koperasi,” jelasnya.
Ketiga, Pemerintah menyediakan pinjaman baru murah pada UMKM di perbankan.
Digitalisasi UMKM saat ini menjadi prioritas. Terbukti saat mewabahnya COVID-19, UMKM bisa bertahan dengan penjualan daring.
“Menurut data, UMKM yang bergerak di online akan bisa bertahan, jadi ada baiknya para UMKM ini untuk mengakses digital,” jelasnya.
Ketua umum komunitas ikatan UKM bisnis Indonesia Jarot Trisunu mengatakan bahwa pandemi melahirkan tren baru, yakni pergerakan ekonomi dari rumah.
“Banyak masyarakat terbiasa melakukan pekerjaan, mengakses hiburan dan belajar dari rumah, semua bergeser secara digital,” kata Jarot.
Lanjut Jarot, UMKM harus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen serta menggali informasi lebih banyak.
“Tugas penting Pemerintah untuk mendorong sektor UMKM masuk ke dalam digital,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan, Pertamina memberikan program pendampingan UMKM untuk menjadi mitra binaan.
“Bergabung sebagai mitra binaan Pertamina akan mendapatkan pinjaman modal, pelatihan, hingga publikasi,” terang Arya.
Menurut Arya, mitra binaan Pertamina sudah didorong untuk bergerak ke pemasaran digital.
“Banyak cara dilakukan karena kami tahu saat ini memang sulit,” singkatnya.
Dirinya memberi contoh, para pengusaha las yang nyaris gulung tikar akhirnya kami ajak bergabung sebagai mitra untuk membuat wastafel portabel. Itu contoh sinergi untuk semua, membuka jalan untuk mereka,” jelas Arya.
Banyak program adaptasi di masa COVID-19. Yang sebelumnya pengerajin menjahit batik, sekarang menjadi penjahit masker.
“Pertamina membuka peluang bagi UMKM yang ingin bergabung sebagai mitra binaan,” tutupnya. *HS