Pertamina Akan Kembali Lakukan Pengeboran di Blok WMO

Pertamina Akan Kembali Lakukan Pengeboran di Blok WMO

PHE_WMOSurabaya – Sekalipun harga minyak dunia be­lum membaik, namun  Perta­mina berniat memulai kem­bali pengeboran sumur eks­plorasi dan eksploitasi un­tuk menambah cadangan dan produksi minyak, ter­masuk dari Blok West Madura Offshore (WMO) yang dikelola Pertamina Hulu Energi.

 

“Tahun 2016, Pertamina akan melakukan 2 penge­boran sumur eksplorasi dari 9 rencana sumur eksplorasi sampai tahun 2018.  Kita harus menambah cadangan minyak nasional agar produksi nasional di masa akan datang bisa ditingkatkan,” kata Direktur Utama Pertamina  Dwi Soe­tjipto, Minggu (6/9).

 

Hal itu disampaikan Dwi Soe­tjipto saat mengunjungi FSO Aberkah yang ada di Wilayah Kerja (WK) Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore dan  Poleng Pro­cessing Platform (PPP) yang ada di 50 mil laut lepas Bang­kalan.

 

Hadir pada kegiatan ini, Direktur Pengembangan PHE Bambang Manumayoso, President/General Manager PHE WMO Boyke Pardede, Direktur Pengembangan Per­tamina EP Herutama Triko­ranto dan GM Pertamina Asset 4 Wisnu Indadari.

 

Dipaparkan  Pertamina menargetkan bisa berkon­tribusi hingga 40% dari pro­duksi minyak nasional pada tahun 2019. Saat ini Per­tamina baru berkontribusi sekitar 23 persen dari total produksi minyak nasional se­besar 830.000 barel per hari.

 

“Jadi pengeboran sumur eksplorasi dan eksploitasi harus dilakukan. Saya lihat, biaya produksi PHE WMO dan Pertamina EP di Poleng masih jauh di bawah 42 dollar per barel. Karena itu, tidak ada alasan untuk menunda pengeboran sumur produksi  ataupun kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan,” kata Dwi Soe­tjipto.

 

Sementara, Boyke Par­dede mengungkapkan , PHE WMO membutuhkan du­kung­an untuk mengerjakan pro­yek POD Terintegrasi yang tertunda pengerjaannya pada tahun 2015.

 

“Proyek ini penting untuk kembali meningkatkan pro­duksi di Blok WMO. Tahap awal ini akan ada penambahan tiga anjungan. April 2016 satu anjungan diharap selesai dan mulai berproduksi,” kata Boyke.

 

Boyke menambahkan, setelah agresif pada tahun 2014, PHE WMO menunda kegiatan pengeboran, ter­masuk pengembangan pro­yek integrasinya.

 

“Pengeboran terakhir Februari 2015 lalu. Meski begitu, hingga semester I 2015, PHE WMO masih mampu melampui target pro­duksi yang ditetapkan SKK Migas, yakni sebesar 15.490 barel minyak per hari dan gas bumi sebesar 110 MMScfd ,” katanya.

 

Menanggapi hal itu, Dwi Soe­tjipto mengatakan, PHE WMO memang merupakan salah satu contoh sukses Per­tamina dalam mengambil alih penggelolaan blok minyak di lepas pantai (offshore).

 

Menurutnya, keberhasilan PHE WMO mengelola blok lepas pantai ini yang membuat Pertamina yakin bisa menge­lola Blok Mahakam dengan baik, bahkan lebih baik.•IMAMRISMANTO/RILIS

Share this post