Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah merampungkan proses uji coba pengolahan minyak mentah asal Iran di Kilang Cilacap. Namun, Pertamina masih membutuhkan waktu untuk memastikan kecocokan minyak mentah dari negara Timur Tengah tersebut untuk diolah di Indonesia.
Senior Vice President (SVP) Integrated Supply Chain (ISC) Daniel S. Purba mengatakan, pihaknya masih melakukan uji laboratorium dan serangkaian uji coba lanjutan untuk memastikan produk yang dihasilkan dari minyak mentah tersebut di kilang Cilacap. Jadi, hasil uji cobanya diperkirakan akan keluar dalam waktu dekat ini.
“Kami masih menunggu, tapi dalam waktu dekat sudah ada hasilnya,” ujar Daniel saat media workshop mengenai perkembangan ISC di Media Center Pertamina, pada Jumat (7/4).
Daniel menjelaskan, selama ini kapasitas Kilang Cilacap masih belum optimal. Dengan kapasitas sebesar 120 ribu barel per hari (bph), yang digunakan atau terpakai hanya 110 ribu bph. Selama ini, pasokan minyak mentah untuk kilang tersebut didatangkan dari Arabian Crude. Jadi, uji coba minyak mentah dari Iran ini salah satunya bertujuan menggantikan arabian crude tersebut.
Setelah hasil uji coba keluar, Daniel mengatakan, Pertamina akan mengkaji lagi secara lebih mendalam komposisi minyak Iran yang bisa diolah di Kilang Cilacap. Selain itu, produk apa saja yang bisa dihasilkan selain BBM.
“Minyak Iran ini seharusnya juga dapat menghasilkan pelumas. Namun, diperkirakan hanya sekitar 50% komposisi minyak Iran yang bisa terolah di Kilang Cilacap. Jadi masih perlu dicampur dengan minyak asal Arab. “Sekarang kami uji coba, blending dan single,” ujarnya.
Daniel menekankan, salah satu faktor pertimbangannya adalah nilai keekonomisan yang bisa diperoleh dengan implementasi rencana itu. Apabila dinilai menguntungkan, maka Pertamina akan mulai membicarakan kontrak jangka panjang impor minyak mentah dari Iran. “Kalau available, kami akan negosiasi sampai memberikan harga yang ekonomis,”tegasnya.
Pembelian minyak dari Iran tersebut merupakan salah satu bentuk kerja sama Pertamina dan Iran dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran beberapa waktu lalu. Pada tahap awal, Iran akan mengirimkan satu kargo minyak jenis Iranian Light Crude dengan volume sebesar satu juta barel.
Pengiriman satu kargo minyak tersebut untuk uji coba di beberapa kilang Pertamina. Nilai kontrak uji coba minyak berkisar US$ 50 juta, dengan asumsi harga sebesar US$ 50 per barel.•HARI