JAKARTA - Pertamina sebagai BUMN di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Hal ini didiskusikan dalam panel bertema 'Road Towards Green Energy' pada acara Pertamina Energy Forum 2019, di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/11).
Menurut Direktur Konservasi EBTK, Kementerian ESDM Hariyanto, konsumsi BBM nasional saat ini mencapai 1,6 juta barel, separuhnya dipenuhi domestik dan separuhnya impor. "Pemerintah sedang mencari solusi dengan mengembangkan energi baru terbarukan. Jadi kita bisa menggantikan bahan bakar fosil oleh biofuel," ujarnya.
Menurutnya, ke depan, Pertamina bisa memproses green diesel dengan menggunakan kilangnya untuk mengolah CPO base berbahan baku minyak sawit 100% menjadi green diesel. Hal ini dapat diproses dengan menggunakan kilang yang dimiliki Pertamina atau dengan proses stand alone. Untuk bioetanol bisa diproses bahan baku berbasis minyak sawit bernama green gasoline untuk menurunkan ketergantungan impor kita," papar Hariyanto.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan BUMN ini sudah lebih awal mengimplementasikan biofuel, yaitu mengganti Solar dengan menggunakan CPO. Dari 2.300 MW, 1.800 MW Pertamina 600 MW dikelola sendiri. Saat ini, Pertamina sudah menjalankan uji coba B30.
"Tantangan yang dihadapi Pertamina adalah pembangunan kilang yang masih digunakan untuk mengolah energi fosil. Ke depan, Pertamina tetap akan bangun kilang, tapi desainnya kilang fleksibilitas yang sangat baik dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi nanti bisa diubah ke petrokimia juga," ungkapnya.*IN