Pertamina Catat Kinerja Positif di Kuartal I 2017

Pertamina Catat Kinerja Positif di Kuartal I 2017

5-JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mempertahankan pertumbuhan positif kinerja operasi perusahaan selama kuartal I 2017 yang disokong oleh peningkatan produksi hulu migas sebesar 6% dan penjualan BBM sebesar 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.

 

Produksi minyak pada periode ini mencapai 337 ribu barel per hari atau naik 10% dibandingkan kuartal I 2016 sebesar 312 ribu barel per hari. Begitu pula produksi gas yang mencapai 2.010 mmscfd atau naik 2% dibandingkan kuartal I 2016 sebesar 1.975 mmscfd. Secara keseluruhan produksi migas Pertamina pada kuartal Pertama meningkat 6%.

 

Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, secara keseluruhan produksi diatas target dan kontribusi terbesar produksi migas diperoleh dari anak perusahaan Pertamina yaitu Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, Pertamina EP Cepu dan Pertamina Internasional EP.

 

“PHE mengalami kenaikan produksi minyak pada kuartal pertama 2017 di angka 70 ribu barel/hari, PEPC sebesar 80 ribu barel/hari, serta peningkatan cukup besar dari PIEP yang mencapai 103 ribu barel/hari,” ungkap Syamsu dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (24/5).

 

Penjualan BBM naik 5% menjadi 15,85 juta KL,  dengan tren positif pada konsumsi BBM non subsidi berupa perpindahan pereferensi konsumen dari Premium ke Pertalite dan Pertamax yang telah mengambil porsi penjualan sekitar 55,7% terhadap total penjualan gasoline series Pertamina. Pertumbuhan juga terjadi pada penjualan non BBM  (domestic gas dan petrochemical) yang naik 6% menjadi 3,68 juta KL.

 

Total volume pengolahan turun sekitar 8%  yang berdampak pada penurunan pada total output produksi dan valuable product dengan besaran yang sama dibandingkan dengan kuartal I 2016. Pertamina sepanjang tahun ini memang telah merencanakan beberapa program pemeliharaan kilang untuk menjamin keandalan kilang.

 

“Kondisi harga minyak mentah saat ini masih volatile, namun Pertamina relatif dapat menjaga tingkat pertumbuhan kinerja operasi di berbagai lini bisnis perusahaan. Volatilitas harga minyak mentah sangat berpengaruh pada kinerja finansial perusahaan yang telihat dari timpangnya kenaikan harga minyak mentah dibandingkan dengan kenaikan revenue dan kinerja finansial lainnya, ” kata Direktur Utama Pertamina Massa Manik. 

 

Sementara itu, Direktur Keuangan & Strategi Pertamina  Arief Budiman mengatakan kecenderungan naiknya harga minyak dunia selama kuartal I 2017, yang juga ditandai dengan naiknya Indonesian Crude Price (ICP) menjadi US$51,03 atau naik sekitar 69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hanya meningkatkan revenue perseroan sekitar 19% menjadi US$10,15 miliar dari kuartal I 2016 sebesar US$ 8,55 miliar.

 

“Jika dilihat dari revenue Pertamina kontribusi terbesar masih di hilir, yaitu pemasaran dan pengolahan sebesar 87% dan sisanya adalah yang lain-lain, walaupun secara EBITDA hulu itu sudah 50 persen,” jelas Arief.

 

Hal itu juga berdampak pada (EBITDA) kuartal I 2017 yang mencapai US$1,89  miliar, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar US$2,18 miliar. Laba bersih pun turun 24% menjadi US$0,76 miliar  dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar US$1,01 miliar.

 

Adapun, realisasi belanja modal sebesar US$1,1 miliar, lebih besar dibandingkan de­ngan periode yang sama tahun lalu sebe­sar US$0,36 miliar. Peningkatan tersebut di­picu oleh realisasi pembiayaan investasi proyek 2016 yang dicairkan pada tiga bulan pertama 2017, yang didominasi oleh investasi hulu.

 

Pertamina tetap berkomitmen tinggi merealisasikan berbagai proyek kilang, baik Refinery Development Master Plan dan New Grass Root Refinery yang ditargetkan tuntas secara keseluruhan pada tahun 2025 dengan total kapasitas menjadi 2 juta barel per hari. • Rilis / Irli K

Share this post