Bandung - PT Pertamina (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memulai uji coba penggunaan LNG (Liquefied Natural Gas) sebagai bahan bakar kereta pembangkit di Stasiun Kereta Api Bandung, pada (20/12). Dengan program ini maka kereta pembangkit menggunakan dua bahan bakar sekaligus, yakni LNG dan Solar. Hal ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara.
Sebelumnya, Pertamina dan KAI telah melakukan uji coba statis pada Mei 2016 dan uji coba dinamis untuk kereta pembangkit pada Oktober 2016 di Balai Yasa Yogyakarta. Sedangkan yang dilakukan pada (20/12) adalah uji coba operasional pada kereta api pembangkit Argo Parahyangan jurusan Bandung – Jakarta.
“Program diversifikasi BBM ke sektor gas (LNG) pada sektor transportasi, khususnya kereta api merupakan salah satu bentuk keseriusan Pertamina dan KAI membantu pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi dan konservasi lingkungan hidup,” kata Senior Vice President Engineering and Operation Management Direktorat Gas Pertamina, Tanudji D saat menghadiri uji coba operasional pada kereta api pembangkit Argo Parahyangan jurusan Bandung – Jakarta mewakili Direktur Gas Pertamina.
Menurut Tanudji, selain sejalan dengan UU No 30 tahun 2007 tentang Energi, diversifikasi BBM ke gas juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 bahwa target bauran energi pada tahun 2025 adalah 22% penggunaan gas, dan minyak bumi turun dari 46% menjadi 25%.
“Jika tidak ada kendala, diversifikasi BBM ke LNG sebagai bahan bakar kereta pembangkit ditargetkan untuk komersialisasi pada Maret 2017 dan kemudian akan dilanjutkan ke kereta lokomotif,” ujarnya.
Penggunaan LNG pada kereta api diproyeksikan akan memberikan penghematan belanja BBM sebesar Rp84,5 miliar/tahun, serta lebih ramah lingkungan. Kerja sama Pertamina dan KAI ini menunjukkan sinergi antar BUMN yang memberikan nilai tambah yang besar bagi pemerintah dan masyarakat.•RILIS