Jakarta – Pertamina mengadakan pertemuan dengan Toyota Motor Corporation Jepang terkait pengembangan biofuel, pada Jumat (12/7) di Gedung Utama Pertamina, Jakarta .
Delegasi Toyota yang dipimpin oleh Managing Officer Toyota Motor Corporation, Tomoyo disambut Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko (PIMR) Pertamina M. Afdal Bahaudin beserta jajaran manajemen. Pertemuan ini merupakan front discussion untuk dimulainya feasibility study pengembangan biofuel berbentuk Cellulosic ethanol yang diambil dari tumbuhan.
“Sama dengan Pertamina, Toyota juga concern terkait dengan fuel consumption dengan ethanol. Pengembangan biofuel ini sebagai energi alternatif yang bisa membantu pemerintah dan negera ini,” ucap Afdal.
Pada praktiknya tumbuhan yang dipilih oleh Toyota adalah Napier Grass. Bahan dasar ini merupakan sejenis rumput yang dipercaya lebih menguntungkan untuk dijadikan biofuel dibanding dengan bahan lainnya, seperti singkong yang cenderung hight cost. “Napier Grass tergolong sangat murah. Di Indonesia Napier Grass ini merupakan material yang cocok untuk diproduksi menjadi ethanol,” ungkap Tomoyo.
Direktur PIMR Afdal Bahaudin berharap proyek pengembangan ini bisa mencapai tahap validasi dan groundbreaking di tahun 2014 mendatang.•SAHRUL HAETAMY ANANTO