Yogyakarta – Sudah naturnya industri bisnis hulu minyak dan gas (migas) bertumpu pada kecanggihan dan kesuksesan operasi pengeboran. Dengan kata lain, tidak pernah ada sumber daya alam migas diperoleh secara komersial tanpa pengeboran. Dari fakta ini jelas betapa penting dan sentralnya kegiatan suatu pengeboran berkontribusi dalam upaya membawa Pertamina memasuki gerbang kelas dunia. “Kegiatan pengeboran menjadi ujung tombak hulu dalam memproduksi migas. Oleh sebab itu anggaran belanja hulu sebesar USD 7 milliar, USD 2,5 milliar di antaranya dialokasikan untuk pengeboran,” ungkap Direktur Hulu, Muhamad Husen di hadapan peserta Lokakarya Finalisasi Pertamina Drilling Way di Hotel Tentrem Yogyakarta pada 3 September lalu.
Lebih lanjut Husen menjelaskan bahwa Finalisasi Pertamina Drilling Way (PDW) ini bertujuan untuk menyelaraskan berbagai pedoman aktivitas pengeboran yang berbeda-beda dan selama ini digunakan di seluruh anak perusahaan rumpun hulu (APH) Pertamina . Diharapkan PDW yang disusun tersebut, juga berfungsi sebagai bagian dari upaya menyatukan langkah untuk membangun sinergisitas dalam semangat Pertamina Inc. manakala menghadapi kendala ketika sedang melakukan pengeboran, baik kekurangan peralatan maupun tenaga ahli untuk kelancaran operasi. “Hal terpenting dari PDW ini adalah bagaimana mengimplementasikannya. Sebab, harap dicatat selama ini kita lemah dalam implementasi. Maka, perlu disosialisasikan agar PDW tersebut diketahui dan dipahami oleh segenap lapisan pekerja, bukan hanya dimengerti oleh yang hadir dalam forum ini saja,” tegas Husen.
Menurut Husen, buku PDW dimaksud merupakan bagian dari quality management system, yang selama ini belum dimiliki Pertamina. Karena itu, meski bukan pekerjaan mudah dalam penyusunannya dan memakan waktu lama, ternyata bisa juga dirampungkan. “Kiatnya, tulis semua yang akan dikerjakan dan kerjakan semua yang ditulis,” demikian pungkas Husen mewartakan jurusnya.•DIT.HULU