Pertamina Dukung Pengembangan Mobil Listrik

Pertamina Dukung Pengembangan Mobil Listrik

JAKARTA - Pengembangan mobil listrik dalam konteks sebagai city car di Indonesia, perlu melihat berbagai aspek. Mulai dari membaca minat masyarakat


terhadap mobil listrik, kebijakan pemerintah, pengembangan teknologi mobil listri dan infrastrukturnya. Karena itu sangat perlu memberikan wawasan yang lebih baik mengenai mobil listrik, dari berbagai sisi lewat Workshop Pengembangan Infrastruktur untuk Mendukung Industri Mobil Listrik di Indonesia, di Hotel Borobudur Jakarta, akhir Juli lalu.

 

"Kegiatan ini akan menjadi milestone bagi Pertamina untuk mulai serius bicara tentang mobil listrik. Sebagaimana diketahui pengembangan atau penggunaan mobil listrik di dunia belum terlalu luas. Andaikan dikembangkan masih sebatas untuk keperluan research, dan konteksnya city car," ujar Direktur Marketing & Trading Pertamina Hanung Budya saat pembukaan workshop tersebut.Bagi Pertamina pengembangan infrastruktur terutama charging station mobil listrik perlu dipelajari sejak dini untuk mengetahui peluang bisnis yang sejalan dengan visi perusahaan.

 

Menurut Hanung, Pertamina begitu concern sebagai perusahaan energi. Apalagi sekarang ini visi Pertamina sudah berubah, tidak lagi sekadar menjadi perusahaan minyak dan gas. "Pertamina sudah tidak lagi sekadar perusahaan migas, tapi menjadi perusahaan energi. Dimana didalamnya juga termasuk energi baru terbarukan seperti solar cell, bio dan kemudian juga liquid dan panel solar cell-nya. Ini sudah inline dengan visi Pertamina yang baru, ingin menjadi salah satu pelopor dan pemain utama di industri mobil listrik nasional," papar Hanung.

 

Lebih lanjut Hanung menjelaskan nantinya Pertamina akan menyediakan fasilitas charging pengisian listrik. Sudah mulai disebut orang sebagai stasiun pengisian charging listrik untuk umum. "Kemungkinan nantinya kita akan tempelkan di SPBU-SPBU yang memiliki halaman luas," katanya.


Hanung menjelaskan, dalam transisi mobil berbahan bakar konvensional ke mobil listrik, jarang ada yang melakukan lompatan langsung ke mobil listrik. Ada masa transisi yaitu hybrid cars. Karena untuk menjembatani dan mengatasi permasalahan kurangnya infrastruktur, terutama stasiun untuk charging. "Untuk masalah ini, Indonesia Tampaknya mengambil rute parallel. Di satu sisi kita juga akan mengembangkan hybrid cars. Tapi pada waktu bersamaan tidak terlalu tertinggal dengan negara-negara maju pemerintah putuskan juga kembangkan mobil listrik. Jadi mudah-mudahan ini saling melengkapi dan diharapkan Pertamina dapat memberikan dukungan positif untuk percepatan dan merealisasikan mobil listrik ini dapat digunakan dalam waktu 2-3 tahun ke depan," harap Hanung.


Ditambahkan juga oleh Hanung, pemerintah sudah menargetkan membangun kurang lebih 10.000 mobil listrik dalam 3-4 tahun ke depan. "Nah, tanggung jawab Pertamina sebagai perusahaanenergi tentunya menyediakan fasilitas pengisian bahan bakar listrik. Sekarang ini yang Pertamina miliki bahan bakar minyak, tentunya diharapkan dapat membangun fasilitas pengisian kendaraan listrik," tandasnya mengakhiri.

Share this post