JAKARTA – Dengan ditandai peletakan batu pertama, PT Pertamina (Persero) secara resmi memulai pembangunan Pertamina Energy Tower, sebagai salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia. Menara yang berlokasi di kawasan Rasuna Episentrum itu, rencananya akan rampung pada tahun 2020 mendatang.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, menuturkan bahwa nantinya gedung ini akan menampung sebanyak 23 ribu pekerja Pertamina dan seluruh anak perusahaan. Dengan begitu para pekerja yang menangani berbagai aspek bisnis energi diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
“Tujuannya supaya mengubah mindset pekerja untuk bekerja secara gesit agar bisa bersaing secara internasional,” imbuh Karen pada groundbreaking Pertamina Energy Tower, di kawasan Rasuna Episentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/12).
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, seluruh potensi energi terbarukan seperti geothermal, air, matahari dan gas harus bisa dimanfaatkan di gedung ini. Pasalnya, gedung Pertamina Energy Tower ini akan dijadikan sebagai ikon energi. Dimana 55 persen luas lahan akan dipakai sebagai area terbuka hijau. Sehingga terdapat sistem recycle air hujan. “Jadi dengan konsep green building ini kita sudah membantu pemerintah DKI Jakarta untuk resapan air hujan,” jelasnya.
Selain itu, kata Karen, di tahun 2020 nanti, pihaknya menginginkan Pertamina Tower setinggi 530 meter ini bakal menjadi landmark Indonesia. Sekaligus menjadi ikon dan bentuk representatif Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional dengan visi World Class Energy Company dan Asian Energy Champion pada 2025.
Pembangunan Pertamina Energi Tower ini juga melibatkan BUMN lain dengan PT Pembangunan Perumahan dan PT Hutama Karya. “Kami yakin sinergi BUMN ini bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Hal senada disampaikan Luhur Budi Djatmiko, Direktur Umum Pertamina, bahwa tujuan pembangunan Pertamina Energy Tower ini, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana dalam upaya mengintegrasi para pekerja Pertamina. “Sedangkan untuk pembangunan gedung akan dilaksanakan secara bertahap, diawali dengan gedung penunjang,” ujarnya.
Pembangunan gedung penunjang tersebut, ditargetkan selesai pada akhir 2014. Namun untuk menyelesaikan seluruh pembangunan kawasan tersebut membutuhkan waktu enam tahun. Menara yang terdiri dari 99 lantai ini dibangun di atas lahan seluas 5,7 ha dengan luas total bangunan 540 ribu meter persegi. Dirinya menambahkan bahwa gedung ini juga akan dilengkapi masjid berkapasitas lima ribu orang, ruang pertemuan, pusat energi, dan fasilitas olahraga.
“Pertamina Energy Tower akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia yang pertama menggunakan konsep eco green,” kata Luhur usai acara groundbreaking.
Pada kesempatan itu, hadir jajaran Komisaris dan direksi Pertamina serta dari pejabat Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Di antaranya, Komisaris Utama Pertamina Sugiharto, Vice President Corporate Communication Ali Mundakir, dan Deputi Gubernur DKI Bidang Industri, Prof DR, Sutanto Soehodo.• EGHA