Pertamina EP Percepat Pengeboran BTM-B1 di Langkat

LANGKAT- PT Pertamina EP melakukan proses percepatan kegiatan pengeboran Batumandi B1 (BTM-B1) yang berada di areal Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mulai Selasa, 1 Januari 2019.

Struktur Batumandi sendiri pernah dioperasikan oleh TAC (Technical Assistant Contract) Putra Batumandi Petroleum (PBP) pada 1974. Pada Mei 2017, Pertamina EP mengambilalih pengelolaan struktur Batumandi dari TAC PBP.

Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, berdasarkan data awal, struktur Batumandi memiliki potensi cadangan 5,7 juta barel. Pertamina EP memproyeksikan produksi dari BTM-B1 sebesar 350 barrel oil per days (BOPD). 

“Kegiatan pengeboran dilakukan selama 58 hari dengan kedalaman 2.726 meter, 35 hari untuk pengeboran dan 23 hari komplesi,” ujar Nanang saat syukuran dan sosialisasi pemboran BTM-B1 di Desa Paya Tusam, Kecamatan Wampu, Langkat, Minggu (30/12/2018). 

Hadir dalam acara tersebut antara lain Asisten I Administrasi dan Tata Pemerintahan Kabupaten Langkat Abdul Karim, General Manager Pertamina EP Asset 1 Rizal Risnul Wathan, dan Direktur Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) Budi M Pangaribuan. 

Nanang optimistis, melalui dukungan pemerintah daerah dan masyarakat Langkat, kegiatan pengeboran sumur Batumundi berjalan sukses. Apalagi, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas akan memberikan dampak signifikan berupa dana bagi hasil migas bagi pemerintah daerah. 

“Apabila di Langkat dapat cadangan migas baru dan diproduksikan, masyarakat dan pemerintah daerah bisa merasakan hasil untuk pembangunan daerah,” ujarnya. 

Menurut Nanang, Pertamina EP melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi demi meningkatkan cadangan baru. “Harapan kami di Langkat bisa menemukan cadangan baru, baik minyak maupun gas. Apalagi pada era 90-an, gas di Pangkalan Susu Field pernah mencapai 100 MMSCFD dan saat ini sekitar 4-5 MMSCFD,” ujarnya. 

Rizal Risnul Wathan menambahkan, lokasi pemboran darat (onshore) BTM-B1 sekitar 38 KM Barat Laut Kota Medan. Target pekerjaan sumur minyak dengan laju produksi awal (QOI) sebesar 350 BOPD. Saat ini produksi Pangkalan Susu Field sekitar 450 BOPD yang berasal dari 40 sumur produksi. “Bila BTM-B1 berproduksi akan menambah signifikan produksi Pangkalan Susu Field, termasuk juga ke Pertamina EP Asset 1,” ujar Rizal.

Dalam kegiatan pengeboran BTM-B1, Pertamina EP menggandeng PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero). Rizal menyebutkan, total investasi untuk pemboran BTM-B1 sebesar US$ 7,1 juta atau sekitar Rp 102,9 miliar (kurs Rp 14.500).  

“Pengeboran ini menggunakan RIG N-110UE/59 dengan kapasitas 1.500 HP,” ujar Rizal. 

Asisten I Adm Tata Pemerintahan Kabupaten Langkat Abdul Karim mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan Pertamina EP di wilayah Langkat dan berharap produksi minyak terus meningkat. Apalagi, sumur minyak pertama di Indonesia itu berasal dari Telaga Said di Pangkalan Brandan, Langkat. 

“Mari kita dukung dan bila berhasil tetap ada dana bagi hasil kepada pemerintah daerah. Kerja sama dengan Pertamina EP harus terus terjalin,” ujarnya.  

Dalam syukuran dan sosialisasi pemboran BTM-B1 diserahkan santunan kepada lebih dari 60 warga dan anak yatim di desa dan bantuan satu ekor sapi kepada Pemerintah Desa Paya Tusa. Manajemen Pertamina EP juga memberikan bantuan kepada DKM Mesjid Al Ikhlas, Desa Paya Tusam.*PEP

Share this post