TOKYO - Pertamina turut hadir dalam seminar yang dilaksanakan oleh LPG Center Japan dengan Tema “Changing The Flow – The Role & The Task of LP Gas”. Seminar diikuti oleh lebih dari 600 peserta dari berbagai latar belakang mulai dari produsen, trader, manufacturer, konsumen, NGO, dll.
Seminar yang dilaksanakan setiap tahun membahas tentang perkembangan LPG dan penggunaannya di berbagai belahan dunia baik dari sisi volume, harga, best practice, new technology, dan lain-lain.
SVP Petroleum Product Marketing & Trading Pertamina Taryono mempresentasikan tentang tantangan infrastruktur LPG di Indonesia yang dalam 5 tahun terakhir kebutuhan LPG di Indonesia telah meningkat lebih dari 3 kali menjadi sekitar 5 juta MTon/tahun seiring dengan pelaksanaan Program konversi minyak tanah ke LPG.
Taryono mengungkapkan berbagai hambatan infrastruktur dan perjuangan Pertamina dalam menjalankan penugasan dari Pemerintah dengan target konversi yang cukup dinamis dan peningkatan yang sangat signifikan. Hingga saat ini sudah terkonversi lebih dari 54 juta pengguna minyak tanah dan diharapkan bisa diselesaikan pada tahun ini.
Program Konversi ini juga sejalan dengan program The Global Alliance for Green Cookstoves - United Nations Foundation yang memiliki target mengkonversi pengguna bahan bakar tradisional sebanyak 100 juta hingga tahun 2020. Bahkan Cooking for Life sebagai salah satu kampanye 5 tahun dari World LPG Association menempatkan Indonesia sebagai salah satu contoh yang berhasil mengkonversi minyak tanah ke LPG di negara berkembang dalam jumlah yang besar dan waktu yang singkat.
Anton Bray – Executive Director Marketing & Shipping Tasweeq dalam presentasinya bahkan mengatakan, empat tahun yang lalu ketika program konversi di Indonesia pernah disampaikan ke forum, banyak orang yang merasa skeptis, tidak mungkin mengkonversi sedemikian banyak dalam waktu yang singkat. “It’s a fantastic story of conversion with a little amount of time,” ungkap Anton. Sementara Jiwong Chung – Director Business Development Asia-OPIS melihat peningkatan yang signifikan jumlah LPG di Indonesia tidak terlepas dari para pembuat kebijakan dan program konversi itu sendiri.
Pertamina menjadi sorotan para peserta seminar atas keberhasilannya melaksanakan program konversi dengan perkembangan infrastruktur yang signifikan, dan menjadikan program konversi menjadi role model bagi negara lainnya. Sebagai tempat benchmark bagi dunia diharapkan Pertamina dapat memantapkan diri mewujudkan Visinya menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. (Irto)