Pertamina Jadi Acuan Bagi Sejumlah Industri Nasional

Pertamina Jadi Acuan Bagi Sejumlah Industri Nasional

PTM_economic _ChalangeJAKARTA – PT Pertamina (Persero) menjadi acuan bagi sejumlah industri nasional, perihal konsep ramah lingkungan yang berdampak positif bagi ketahanan energi nasional. Hal itu terbukti dengan diperolehnya Proper peringkat emas kepada Pertamina oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Demikian disampaikan Menteri Lingkungan hidup, Prof Dr Balthasar Kambuaya, MBA, pada acara talkshow “Economic Challenges” di Studio Metro TV, Senin (13/1).

 

“Pertamina sudah berpengalaman terhadap pengelolaan lingkungan, jadi ada replikasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk bisa mengikuti jejak industri yang sudah memiliki tingkat ketaatan lingkungan yang baik,” paparnya.

 

Kambuaya mengklaim, saat ini Indonesia sudah on the right track dalam menjalankan sustainable development. Kendati demikian, pihaknya mengaku hal tersebut masih memerlukan konsistensi dalam implementasinya. “Walaupun belum berjalan dengan maksimal tapi kita usahakan ke depannya bisa dilakukan secara maksimal,” ungkap dia.

 

Tanggung jawab Kementerian Lingkungan Hidup, terhadap bisnis industri harus sejalan dan tidak merusak lingkungan. Misalnya saja lewat perizinan Amdal dan instrumen proper untuk menilai ketaatan mereka terhadap lingkungan. Sehingga pihaknya bisa memastikan bisnis industri yang dikelola tidak merusak ekologi.

 

Proper merupakan suatu alat sejauh mana suatu industri mengikuti segala aturan-aturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dimana Proper berlangsung setiap tahun. Lebih lanjut, kecenderungan peringkat hijau dan biru diakui Kambuaya semakin meningkat dari tahun ke tahun bersamaan dengan sejumlah perusahaan yang kian bertambah.

 

Joko Susanto, VP HSSE Pertamina, menyatakan bahwa faktor kesuksesan di industri oil and gas adalah dengan cara pengelolaan lingkungan yang baik dan benar. Menyadari bahwa cadangan migas dan batu bara akan habis di masa akan datang, Pertamina mengambil langkah jangka panjang.

 

Untuk itu dibutuhkan sejumlah terobosan terkait energi terbarukan. Menurut Joko, pihaknya sudah mengambil langkah nyata dalam mengelola bioenergi. Diantaranya energi panas bumi, matahari, angin, dan sampah. “Minyak dan gas mungkin saja suatu saat bisa habis, tapi Pertamina tidak boleh habis,” tandasnya.•EGHA

Share this post