Jakarta– Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) terus berupaya untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan merambah pasar luar negeri. Kebijakan ini bersinergi strategis dengan skenario pengembangan international business Pertamina yang berjalan dinamis dalam mencari dan memanfaatkan peluang untuk penetrasi bisnis di pasar-pasar mancanegara.
Menindaklanjuti perihal tersebut, pada 21–26 Juni 2014 yang lalu, telah diberangkatkan satu tim gabungan antara Direktorat Hulu dan PDSI, di bawah pimpinan Staf Khusus Direktur Hulu, Slamet Riadhy bersama Direktur Pemasaran & Pengembangan PDSI, Lelin Apriantono ke Aljazair. Maksud dari keberangkatan tim tersebut adalah untuk melakukan validasi data dan pengumpulan informasi terkait dengan inisiatif pengembangan jasa pengeboran Pertamina di Negara tersebut.
Dalam kunjungan itu telah dilakukan serangkaian pertemuan dengan pejabat Sonatrach Drilling Departement, legal advisory firm setempat, serta beberapa perusahaan oil & gas services yang beroperasi di Alzajair, khususnya yang berkantor di kota Hassi Messaoud, Ourgla (Aljazair).Target PDSI untuk memasuki bisnis jasa pengeboran dan peralatan penunjang lainnya di pasar dunia telah menjadi tekad seperti dikatakan oleh Direktur Utama PT PDSI Faried Rudiono saat syukuran HUT ke-VI PDSI pada 13 Juni lalu.“Masuk ke pasar luar negeri menjadi salah satu strategi kami dalam meningkatkan pertumbuhan PDSI, saat ini kami sedang melakukan penjajakan di Alzajair. Kami sudah berbicara dengan ConocoPhillips Aljier Ltd (COPAL), anak perusahaan Pertamina yang beroperasi di Aljazair dan mereka tertarik untuk menggunakan jasa PDSI,” cerita Faried.
Bak gayung bersambut, Sonatrach (NOC Aljazair) juga berharap untuk dapat bekerja sama dengan PDSI. Mereka menyambut dengan tangan terbuka apabila terjalin kerja sama antara Sonatrach dan PDSI, terutama terkait penyediaan rig untuk beroperasi di laut dalam.
Upaya menghadirkan unit bisnis drilling services Pertamina bersinergi untuk menunjang aktifitas operasi COPAL, di Algeria merupakan langkah nyata dalam rangka maksimalisasi kinerja Korporasi. Di samping itu, juga sekaligus secara agresif melakukan pengembangan lanjut international business Pertamina yang terus digalakkan. Inisiatif drilling services ini menambah rangkaian efek domino positif dari akuisisi aset di Aljazair, selain tentu saja manfaat langsung penambahan cadangan, peningkatan produksi, yang ujungnya bermuara pada optimalisasi keuntungan usaha.
Di sisi lain, Pertamina juga dapat mengambil keuntungan dalam pengembangan kapabilitas operasi internasional di berbagai bidang seperti IT, HRD, HSE, security, finance, project management, serta sinergisitas antar unit kerja dan anak perusahaan. Selain di Aljazair, saat ini PDSI juga sedang melakukan penjajakan untuk masuk ke Irak, Brunei Darussalam, dan Papua Nugini. “Dengan kinerja kelas dunia seperti yang ditunjukan Rig DS#9 milik PDSI yang beroperasi di Banyu Urip, Blok Cepu dibawah pengelolaan Mobil Cepu Ltd, maka tidak heran jika respon yang diberikan baik oleh NOC maupun MNC lain cukup positif,” imbuh Faried. Ke depan inisiatif seperti itu akan terus didorong dan diupayakan untuk membawa internasional business Pertamina tumbuh dan berkembang menjadi kebanggaan anak bangsa.•DIT.HULU