Pertamina Optimalkan Efisiensi Biaya Logistik dengan Solusi Automasi Penjadwalan Dinamis

SURABAYA, JAWA TIMUR – Pertamina mengambil langkah monumental dalam mengoptimalkan perencanaan dan penjadwalan suplai BBM, LPG, crude, dan intermedia dengan meluncurkan Dynamic Scheduling Automation Solution (DSAS) Fase 1, pada Kamis, 26 September 2024, di Surabaya.

Inisiatif ini tidak hanya menjawab tantangan kompleksitas rantai pasok end-to-end, tetapi juga menegaskan komitmen perusahaan dalam mewujudkan efisiensi biaya logistik yang signifikan.

Peluncuran DSAS Fase 1 dipimpin langsung oleh Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina, Alfian Nasution dan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Erry Widiastono.

Acara tersebut turut disaksikan oleh VP Integrated Loss Control, Heru Triandy, VP Enterprise IT Solution, I Made Wisnu, serta perwakilan manajemen dari Subholding Refinery & Petrochemical, Subholding Integrated Marine Logistics, dan Subholding Commercial & Trading. Para planner crude & intermedia, BBM, dan LPG yang tergabung dalam Master Program juga hadir, sementara Pjs SVP Logistic, Integration & Optimization, Heri Suherman mengikuti secara daring.

Dalam sambutannya, Alfian Nasution mengungkapkan antusiasmenya terhadap peluncuran DSAS Fase 1. "Ini adalah momen yang telah lama ditunggu oleh manajemen Pertamina. Dengan DSAS, kita dapat mewujudkan efisiensi biaya logistik yang selama ini kita harapkan," ujarnya.

Ia juga mendorong seluruh direksi, manajemen, dan perwira Pertamina untuk segera mengintegrasikan DSAS dalam aktivitas perencanaan rantai pasok mereka.

"Implementasi Fase 1 ini akan memudahkan para planner dalam menghadapi tantangan kompleks penentuan rute dan jadwal kapal—sebagai moda transportasi utama dalam suplai BBM, LPG, crude, dan intermedia. Ini akan membuat kegiatan Master Program menjadi jauh lebih efisien," tambah Alfian. Ia pun menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja keras dan kolaborasi seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini.

Sementara itu, Erry Widiastono menyampaikan harapannya agar DSAS Fase 2 dapat segera direalisasikan. "Dengan implementasi Fase 2, optimasi melalui machine learning akan memungkinkan penjadwalan kargo dengan berbagai skenario," jelasnya.

Erry juga menekankan pentingnya memastikan sumber dan aliran data yang akurat serta real-time. "Hal ini akan membantu kita dalam pengambilan keputusan cepat jika terjadi kendala suplai," katanya. Ia pun meminta agar perubahan RASCI yang teridentifikasi dari perubahan proses bisnis sesuai peran di DSAS dapat segera diformalkan.

DSAS dikembangkan sebagai sistem digital yang mampu mengakomodasi proses perencanaan dan penjadwalan rantai pasok terintegrasi untuk Distribusi Primer (BBM, LPG, intermedia, dan minyak mentah) dengan konsep optimasi dan otomasi. Sistem ini diharapkan dapat secara dinamis menghasilkan tindakan pemulihan terhadap gangguan operasional serta penjadwalan yang lebih optimal dari sisi biaya.

Menyadari kompleksitas tinggi dari pola suplai dan distribusi—ditambah dengan multi moda transportasi, multi sumber, dan berbagai kendala pada produk, kapal, pelabuhan, dan dermaga—Pertamina memerlukan sistem yang terintegrasi. Keberhasilan DSAS sangat ditentukan oleh data operasional yang real-time dan akurat sebagai Single Source of Truth Data.

Dengan demikian, hasil penjadwalan kargo melalui DSAS dapat mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Lyrana S. Husodo, Manager SCMDM Dit. Logistik & Infrastruktur sekaligus Project Management Office (PMO) Tim Pengembangan Digitalisasi Logistik Terintegrasi Pertamina menjelaskan, pengembangan DSAS akan dilakukan dalam dua fase

"Fase 1 mencakup pengembangan aplikasi DSAS. Selanjutnya, Fase 2 akan melengkapi DSAS dengan optimasi menggunakan machine learning (Artificial Intelligence)," paparnya.

Untuk memastikan proses aliran data dari berbagai kertas kerja dan aplikasi yang digunakan dapat ditarik oleh DSAS, Fungsi Enterprise IT juga menyiapkan DSAS Consolidation Platform (DCP) dan melakukan tes integrasi.

Pada acara Kick Off Go Live DSAS Fase 1, para planner dari fungsi LIO Holding, Subholding C&T, R&P, dan IML turut mendemonstrasikan penggunaan DSAS dengan melakukan shadowing hasil Master Program September M+1.

Dengan implementasi DSAS ini, Pertamina berharap dapat merencanakan penjadwalan suplai BBM, crude, intermedia, dan LPG yang menghasilkan biaya logistik efisien, ketahanan stok terbaik, dan jumlah armada optimal. Langkah ini diharapkan dapat membawa Pertamina menuju era baru dalam efisiensi dan efektivitas rantai pasok energi di Indonesia.*scmdm

Share this post