BANTUL– Pertamina dan PLN menandatangani Head of Agreement (HoA) untuk rencana pasokan gas dalam launching Program Pembangkit Listrik 35.000 MW dan Penandatanganan Jual Beli Gas yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
“Pertamina selaku BUMN energi yang menjadi agent of development sangat berbangga dapat bersinergi dengan PLN yang merupakan BUMN ketenagalistrikan sebagai pemikul amanat pemerintah untuk program penyediaan tenaga listrik 35.000 MW. Penandatanganan HoA ini merupakan bentuk nyata dukungan Pertamina kepada PLN untuk mewujudkan amanat pemerintah tersebut,” tutur Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Segera setelah penandatanganan HoA ini, katanya, Pertamina akan bekerja cepat untuk memastikan gas dapat dialirkan kepada pembangkit listrik PLN sesuai kebutuhannya secara tepat waktu. Pertamina telah mendapatkan alokasi gas dari lapangan Jambaran – Tiung Biru –dan Cendana sebesar 100 mmscfd dengan proyeksi produksi pada 2018.
“Alokasi gas tersebut siap untuk dipasok ke pembangkit PLN,” katanya.
Pertamina, lanjut Dwi, sedang membangun infrastruktur untuk mendukung jaminan pemenuhan gas untuk PLN, salah satunya berupa jaringan pipa transmisi dari Gresik ke Semarang yang merupakan bagian dari investasi perseroan untuk mewujudkan jaringan pipa gas Trans Java Pipeline. Infrastruktur tersebut akan memberikan fleksibilitas pasokan gas untuk pembangkit sesuai dengan kebutuhan PLN, utamanya di Jawa bagian Timur.
Sementara itu, Pertamina juga telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi penyediaan tenaga listrik nasional berbasis energi primer yang ramah lingkungan dengan terus menggalakkan pengembangan panas bumi. Pada 2019, Pertamina menargetkan penambahan kapasitas terpasang PLTP sebesar 907 MW atau naik signifikan dari kondisi saat ini sebesar 437 MW.
“Untuk penyediaan energi panas bumi ini kami tidak pernah berhenti melakukan pengembangan. Dengan 15 WKP yang dikelola oleh Pertamina, kami memiliki target pada 2025 dapat mengembangkan panas bumi dengan kapasitas pembangkitan sebesar 2.200 MW baik dari total project maupun produksi uap,” tutup Dwi.•ADITYO/DSU