JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mencanangkan komitmen efisiensi anggaran kerja tahun 2015 oleh seluruh direktorat dan fungsi di Kantor Pusat PPN, Wisma Tugu II, Jakarta Selatan (27/8). Komitmen efisiensi anggaran yang diramu sejak akhir Juli lalu merupakan ‘challenge’ langsung dari Direktur Utama PPN Gandhi Sriwidodo – disepakati oleh jajaran Direksi, Vice President, General Manager, serta para Manajer dari berbagai Fungsi. Hingga akhir tahun ini, PPN berkomitmen untuk melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp 1,25 triliun.
Upaya efisiensi anggaran ini harus dilakukan di tengah perlambatan ekonomi global yang berimbas pada melemahnya perekonomian Nasional. Harga crude yang turun dari harga asumsi RKAP 2015 dengan rata-rata ICP US$105/bbl menjadi US$ 40-50/bbl dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar melemah dari asumsi RKAP 2015 dengan rata-rata RP. 11.900/USD menjadi lebih dari Rp. 13.000/USD, memangkas pendapatan perusahaan menjadi sekitar 60% dibandingkan pendapatan tahun lalu. Dengan demikian untuk tetap dapat menjaga pertumbuhan profit margin harus dilakukan upaya-upaya strategis dan terukur.
“Ini adalah momentum untuk menyikapi perubahan situasi bisnis yang sedang tidak menentu,” tutur Gandhi. Ia menyorot perubahan positif yang berkesinambungan pada kinerja PPN. Namun, ada situasi eksternal yang dapat mengancam bisnis PPN jika tidak segera dikelola solusinya. “Kalau situasi normal, kita bisa berharap akan perolehan laba hingga USD 8 juta per bulan. Tapi situasi eksternal sedang anomali, kurs naik, harga crude turun; padahal dua komponen tersebut sangat berpengaruh pada bisnis PPN. Kunci untuk bisa memperoleh laba yang ditargetkan setiap bulan adalah dengan efisiensi dan penyelesaian AR (account receivable/piutang usaha),” jelas Gandhi.
Selain efisiensi, Gandhi juga mendorong pekerja untuk mengeluarkan 110% energi dalam bekerja. “Revenue generator yaitu para sales force harus ke lapangan, jangan ada di kantor lebih dari jam 9 pagi,” tutur Gandhi. Tekad kerja SPIRIT (tata nilai PPN) ditambah dengan kepiawaian menekan cost dan losses, tutur Gandhi, menjadi cara ampuh untuk mengantisipasi kerugian akibat kurs dan MOPS (Mean of Platts Singapore). Pesan “Ayo Kerja” yang diutarakan secara nasional pun menjadi harapan Gandhi untuk bisa terjadi di PPN.•PPN