PULAU ENGGANO - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region II Sumbagsel, meningkatkan stok bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.
Penguatan stok hingga level 90 hari (3 bulan) tersebut sudah mempertimbangkan kondisi cuaca serta kondisi alam dalam dua pekan terakhir terjadi gempa di perairan barat Sumatera yang berimbas hingga ke wilayah Bengkulu dan Bengkulu Utara.
Pengiriman BBM dilakukan pada Sabtu, 22 Agustus 2020, malam, menggunakan 8 mobil tanki terdiri dari 60 Kilo liter (KL) Premium dan 10 KL Solar. Untuk mencapai ke pulau terluar Indonesia tersebut, mobil tanki bermuatan BBM diangkut menggunakan kapal KMP Pulo Tello selama 12 jam perjalanan.
Minggu, 23 Agustus 2020, pagi, pasokan BBM tiba di Pelabuhan perintis Malakoni. Iring- iringan mobil tanki langsung menuju ke lokasi penyalur BBM satu harga yang dikelola oleh Koperasi Serba Usaha Sejahtera, untuk bongkar muat. Kapasitas penyimpanan diperkuat dengan tangki timbun yang disiapkan Pertamina dan juga dikirim dari Bengkulu.
Pengiriman BBM untuk penguatan stok tersebut, sekaligus diikuti dengan peninjauan lapangan oleh General Manager Pertamina MOR II Sumbagsel Asep Wicaksono Hadi yang melihat langsung penyaluran BBM satu harga di 6 Desa yang berada di Pulau Enggano.
Penyaluran BBM Satu Harga di Pulau Enggano dilakukan sejak tahun 2017, sebagai amanat pemerintah, dimana Pertamina menggandeng lembaga penyalur resmi di wilayah terpencil untuk dapat menyediakan Premium dan Solar sesuai harga yang diatur oleh Pemerintah atau sama dengan yang dinikmati oleh masyarakat di kota besar.
Dalam hal ini, Pertamina tidak hanya mempertimbangkan aspek keuntungan semata dalam mengemban tugas tersebut, melainkan juga bentuk pelayanan untuk negeri. Karena dengan harga BBM yang lebih terjangkau, berdampak pada roda perekonomian masyarakat setempat.
“Ini wujud komitmen Pertamina untuk turut serta memajukan perekonomian masyarakat melalui peran strategis Pertamina dalam menyediakan energi yang sesuai dengan prinsip ketersediaan (Availability), kemudahan akses (Accessibility), keterjangkauan (Affordability), penerimaan (acceptability) serta berkelanjutan (Sustainability),"kata Asep.
Selain BBM satu harga, Pertamina juga memasok kebutuhan solar untuk operasional PLN di Pulau Enggano berkapasitas 60 KL.
Dalam mengemban tugas mulia ini, Pertamina banyak menghadapi tantangan dan risiko, khususnya saat mendistribusikan pasokan BBM ke wilayah-wilayah yang dinilai ekstrem. Untuk mencapainya, moda tansportasi yang digunakan beragam, antara lain darat, laut, hingga udara, agar pasokan energi bisa mencapai lokasi tujuan. *MOR II/HM