JAKARTA - Peningkatan kinerja dibuktikan dengan perolehan pendapatan dan laba bersih 2013, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pemeringkatan Fortune Global 500 2014, dilakukan dengan melihat pendapatan perusahaan selama tahun fiskal yang berakhir 31 Desember 2013 dan telah mempublikasikan Laporan Keuangan Audited sebelum 31 Maret 2014.
“Masuknya Pertamina ke dalam jajaran Global Fortune 500 ini mencerminkan sebuah penghargaan yang tinggi masyarakat dunia terhadap kinerja Pertamina yang dari tahun ke tahun semakin baik di tengah tingginya tingkat persaingan global saat ini,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir
Pada tahun fiskal 2013, Pertamina membukukan total pendapatan sebesar 71,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 70,9 miliar dolar AS. Laba bersih pada tahun 2013 meningkat 11% menjadi 3,07 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya 2,77 miliar dolar AS, kendati masih mengalami rugi sebesar Rp5,7 triliun pada Bisnis LPG non subsidi 12 kg.
Dengan pencapaian ini, maka Pertamina berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang positif dalam 5 tahun terakhir dimana laba bersih perusahaan meningkat hampir 97% dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar 1,55 miliar dolar AS dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Di tengah kecenderungan penurunan produksi minyak nasional, dengan aspirasi ‘Aggressive Upstream’, produksi migas Pertamina tahun 2013 justru meningkat menjadi 465.220 boepd jika dibandingkan dengan capaian 2012 sebesar 461.630 boepd. Dengan peningkatan tersebut, Pertamina secara total telah tercatat sebagai produsen migas terbesar di Indonesia.
Pada 2013, realisasi produksi panas bumi mencapai 21,73 juta ton atau naik 38,5% dibandingkan 2012 yang hanya mencapai 15,69 juta ton. Produksi tersebut diperkirakan terus meningkat di masa mendatang seiring dengan target peningkatan kapasitas produksi sedikitnya 800 MW pada 2018.
Di bisnis hilir, Pertamina memperkokoh penguasaan pangsa pasar BBM non subsidi dan pelumas di pasar domestik dan gencarnya ekspansi pasar beberapa produk, seperti aviasi, pelumas dan BBM industri ke luar negeri. Ekspor pelumas produk Pertamina telah berhasil menembus 24 negara dan tetap memperkokoh penguasaan pangsa pasar pelumas dalam negeri sebesar 60%.
Adapun, kegiatan niaga gas pada tahun 2013 meningkat 147% menjadi 33,8 ribu BBTU dari tahun sebelumnya sebesar 23,1 ribu BBTU. Niaga gas Pertamina juga diperkirakan akan terus meningkat setelah tuntasnya proyek-proyek infrastruktur gas, seperti Arun LNG Regasification, pipa transmisi gas Arun-Belawan dan Gresik-Semarang.
“Dengan realisasi investasi Pertamina tahun 2013 yang mencapai rekor tertinggi sebesar 6,87 miliar dolar AS atau Rp71,8 triliun, khususnya untuk akuisisi blok-blok migas di dalam dan luar negeri, tentunya memberikan harapan keberlanjutan bagi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang,” tutup Ali.•RudiAriffianto