Laba Pertamina di tahun 2012 tercatat 2,76 miliar dolar AS atau Rp 25,89 triliun. Nilai ini lebih besar dari yang ditargetkan oleh pemegang saham yaitu 2,67 miliar dolar AS atau sebesar Rp 25,05 triliun.
JAKARTA – Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan menyatakan perolehan laba tahun 2012 tersebut meningkat signifikan dibanding tahun 2011 yang memperoleh laba Rp 20,47 triliun. Hal tersebut dijelaskan Karen pada Rabu (27/2) usai pelaksanaan RUPS tahunan terkait pengesahan laporan tahunan 2012 yang telah diaudit.
Karen juga mengatakan kontribusi Pertamina terhadap negara yaitu berupa dividen dan penerimaan pajak di tahun 2012 sebesar Rp66,67 triliun. “Dividen Pertamina mengalami peningkatan tajam jika dibandingkan dengan tahun 2009 dimana Pertamina berkontribusi sebesar Rp49,75 triliun,” lanjutnya.
Disebutkan Karen, peraihan laba tersebut didukung oleh kinerja operasi yang mendapatkan apresiasi oleh pemegang saham karena di tengah dinamika terjadinya penurunan produksi nasional, kinerja Pertamina dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Seperti diketahui, tahun 2009 produksi Pertamina 412 ribu boepd, tahun 2010 sebesar 443,45 ribu boepd, 2011 sebesar 457,59 ribu boepd dan tahun 2012 461,64 ribu boepd.
Dari sisi produksi untuk uap geothermal realisasi ditahun 2011 sebesar 15,3 juta ton per tahun dan tahun 2012 ini Pertamina berhasil mencatat 15,69 juta ton per tahun. Untuk potensi cadangan pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada 2012 mencapai 586 milion barel oil ekuivalen per day.
Dari sektor pengolahan, Pertamina tengah melakukan pengembangan Kilang Balongan yang menghasilkan Polypropylene dengan kapasitas lima kali lipat dari Kilang Cilacap.
Namun demikian, dengan laba sebesar itu, Karen menjelaskan, Pertamina juga mengalami kerugian dari elpiji non PSO dan BBM PSO sebesar 470 juta dolar AS. “Sebetulnya laba bersih Pertamina bisa mencapai US$ 3,32 miliar jika tidak mengalami kerugian. Dan itu angka yang melebihi target RKAP tahun 2013,” ucapnya.
Pencapaian kinerja lainnya yang mendapatkan apresiasi dari pemegang saham adalah tingkat kesehatan perusahaan yang meningkat menjadi 94,43 dengan rating AA dan score Good Corporate Governance meningkat menjadi 93,51, realisasi CSR meningkat 141 persen serta realisasi dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang meningkat 103 persen dari target.(IK)