JAKARTA – Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Pemasaran & Niaga Pertamina, Hanung Budya dengan Direktur Utama Bank Jawa Barat (bjb), Bien Subiantoro yang dilanjutkan dengan penandatanganan LoI oleh Direktur Utama PT Pertamina Retail, Toharso di Ex Lounge Kantor Pusat Pertamina, Rabu (23/10).
Direktur Pemasaran & Niaga Pertamina Hanung Budya memberikan apresiasi kepada manajemen Bank bjb atas komitmennya untuk mengimplementasikan penggunaan BBM non subsidi bagi kendaraan operasionalnya. “Reputasi Bank bjb sudah tidak diragukan karena masuk dalam 12 besar bank nasional. Semoga kerja sama ini bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak untuk bersama membangun negeri,” ujarnya.
Lebih lanjut Hanung menyampaikan, ke depannya kerja sama dengan Bank bjb tidak hanya dalam pemanfaatan BBM non subsidi, namun akan terbuka kemungkinan kerja sama lainnya yaitu B to B dengan Pertamina Retail yang saat ini memiliki 82 unit SPBU COCO yang tersebar di Indonesia.
Sementara Direktur Utama Bank bjb Bien Subiantoro melihat kerja sama ini dibangun untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya pelanggan Pertamina dan nasabah bank bjb yang tersebar di 14 provinsi di seluruh Indonesia.
Jangka waktu kerja sama ini selama satu tahun dan akan diperpanjang sesuai dengan kesepakatan bersama. Lingkup kerja sama meliputi penggunaan dan pemasaran kartu RFID, co-branding pada produk yang dikembangkan bersama, kerja sama pembiayaan, sistem pembelian BBM via host to host, jasa layanan perbankan seperti funding, lending, pemasangan dan penyediaan sarana ATM, EDC, serta jasa layanan perbankan lainnya.
Sedangkan dari sisi teknis, kartu RFID ini nantinya digunakan untuk seluruh mobil operasional bjb saat melakukan pengisian BBM di SPBU COCO Pertamina. Sehingga tidak ada lagi penyalahgunaan pemakaian BBM subsidi untuk mobil dinas bjb. Karena kartu RFID ini sudah tertera nomor polisi kendaraan tersebut sehingga tidak dapat dipergunakan oleh kendaraan lain jika sewaktu-waktu kartu RFID tersebut hilang.
Bien menyadari, kartu RFID sangat membantu manajemen bjb. “Selain simpel, penggunaan kartu ini juga memudahkan pengguna kendaraan saat melakukan pembayaran. Tidak perlu lagi mengeluarkan uang tunai. Di kartu ini sudah tertera deposit nilai uang untuk pembelian BBM non subsidi,” ujar Bien.
Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, Direktur Utama PT Pertamina Retail Toharso menegaskan pihaknya segera melakukan pendataan kendaraan-kendaraan bank bjb yang akan menggunakan kartu RFID. “Dengan kartu ini akan jelas terdata di data elektronik mulai kapasitas pengisian, jam pengisian dan lokasi pengisian. Dari data elektronik tersebut setiap minggunya akan kita print out dan kita akan tagihkan billing-nya ke bjb,” papar Toharso.
Beberapa instansi yang telah menggunakan kartu RFID untuk kendaraan dinas yaitu Pemda Sulawesi Selatan, kementerian ESDM, Kementerian Kominfo, Bank Indonesia dan mobil dinas KPK. Direncanakan ke depannya kartu RFID ini tidak hanya digunakan untuk pembelian BBM non subsidi saja, namun bisa digunakan untuk belanja di Bright Store SPBU Pertamina. (IRLI)