Pertamina Resmikan Penamaan VLGC Pertamina Gas 2

Pertamina Resmikan Penamaan VLGC Pertamina Gas 2

Kapal _Pertamina Gas2ULSAN - Penamaan Kapal ini diresmikan oleh Direktur Pemasaran & Niaga Pertamina Hanung Budya dalam acara naming ceremony di galangan Hyundai Heavy Industries Co. Ltd, Ulsan, Korea Selatan, pada Rabu (23/3).

 

Kapal VLGC Pertamina Gas 2 merupakan sistership dari VLGC Pertamina Gas 1 yang telah diserahterimakan kepada Pertamina pada 17 September 2013 lalu. VLGC Pertamina Gas 2 akan menjadi kapal milik Pertamina yang ke-61 dari total 191 kapal yang dioperasikan dalam menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Khusus untuk angkutan kapal LPG, VLGC Pertamina Gas 2 merupakan kapal ke-8 dari total 28 kapal yang digunakan.

 

Kontrak pembangunan kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini ditandatangani pada 18 Januari 2013 dengan masa konstruksi pembangunan kapal selama 14 bulan. Selanjutnya kapal VLGC akan melalui proses reflagging (pergantian bendera Panama ke Indonesia) di Singapura sebelum memasuki perairan Indonesia.

 

Commissioning atau yang lebih dikenal dengan nama uji­coba laut (sea trial) telah berhasil dilaksanakan dengan baik pa­da 13-17 April 2014 dan dengan proses penyelesaian yang cepat. Galangan berhasil memberikan konfirmasi serah terima kapal dapat dilakukan pada 14 Mei 2014. Naming ceremony merupakan tahapan terakhir kapal berada di area galangan sebelum melalui tahapan proses uji gas (Gas Trial) di Terminal LPG Ulsan.

 

Dengan selesainya proses Gas Trial, selanjutnya kapal akan lepas jangkar di lepas pantai Ulsan untuk proses hand-over ke Pertamina. Sebelum melakukan pelayaran perdana ke Indonesia, akan dilakukan pengurusan Port Clearance untuk mendapatkan ijin ber­layar Pertamina Gas 2 dari otoritas pelabuhan setempat.

 

Kapal VLGC Pertamina Gas 2 pada awalnya akan digunakan untuk mendukung pasokan dan distribusi LPG di Indonesia yang tahun ini permintaannya diperkirakan mencapai 6 juta ton atau tumbuh sekitar 8% dibandingkan tahun lalu sebesar 5,6 juta ton.

 

VLGC Pertamina Gas 2 akan beroperasi dengan pola loading antara Pelabuhan Tanjung Uban/Belanak/Tanjung Jabung/Import dan discharge sebagai mothership di Teluk Semangka atau mela­lui jalur pelabuhan loading Bontang/Import dan akan dipergunakan sebagai mother­ship di Kalbut, Si­tu­bondo, selanjutnya diproyeksikan untuk kebutuhan international trading.

 

Target distribusi energi nasional khususnya LPG yang diemban Pertamina tidak hanya membutuhkan armada kapal yang efisien, efektif, dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi saja, tetapi juga membutuhkan kapal yang environmentally sound, yang mampu menunjukkan positioning Pertamina se­bagai salah satu pelaku bis­nis transportasi laut yang ber­kualitas.

 

Melalui desain green ship, kelengkapan peralatan yang berdampak positif terhadap lingkungan seperti Ballast Water Equipment, Oil Discharge Monitoring, Fuel Oil requirement IMO Tier II dan sertifikasi kapal pelengkapnya mampu membuat kapal ini memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi untuk kapal sekelas VLGC di pasaran In­ternasional. Keputusan mana­jemen Pertamina dalam pe­ngembangan usaha penguatan armada milik diyakini akan da­pat meningkatkan efisiensi biaya transportasi migas.

 

“Selain sebagai LPG Carrier, VLGC Pertamina Gas 2 juga berfungsi sebagai floating storage dan sekaligus “mothership” untuk kapal-kapal pengangkut yang lebih kecil.  Ke depan, bisa juga diproyeksikan sebagai kapal untuk international trading. Hal ini memberikan peningkatan efisiensi biaya transportasi. Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan maka efisiensi biaya transportasi menjadi faktor yang sangat penting di bisnis hilir Migas,” tegas Hanung Budya.

 

Selain itu, jumlah kar­go yang diangkut terus mengalami pertumbuhan. Pada 2013 jumlah kargo mencapai 91.234 ribu KL, yang terdiri dari 42.800 ribu KL BBM, 12.800 ribu KL (setara) LPG, dan sisanya minyak mentah dan non BBM lainnya. Sementara itu, kargo yang direncanakan diangkut pada 2014 mencapai 96.415 ribu KL, yang terdiri dari 45.900 ribu KL BBM, 15.650 ribu KL LPG (setara), dan sisanya minyak mentah dan non BBM lainnya.•RudiAriffianto/DSU

Share this post