Pertamina RU II Dumai Hemat Biaya Operasional Hingga Rp 8 Miliar dengan Kapal Large Range

DUMAI  - Setelah mengembangkan sistem baru guna memangkas tingginya pemakaian dermaga melalui modifikasi jalur dari tangki timbun BBM jenis Solar di Kilang menuju kapal pada Februari lalu, PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai kembali tingkatkan efisiensi melalui penggunaan Kapal Large Range (LR) untuk keperluan suplai produk. 

Launching penggunaan perdana Kapal LR ini dilaksanakan di dermaga (Jetty) 1 RU II Dumai, Jumat (3/5/2019). 

Kegiatan dipimpin  Pjs. General Manager Pertamina RU II Dumai Joko Pranoto dan menghadirkan Kapten Kapal MT SC Warrior Muhammad Sajad beserta awak kapal. 

Joko mengungkapkan,  sebelumnya RU II menggunakan kapal tipe Medium Range (MR) dengan kapasitas muatan 25.000 hingga 35.000 dwt untuk suplai produk menjadi kapal LR dengan kapasitas muatan 80.000 hingga 125.000 dwt. 

“Syukur Alhamdulillah, kami kembali luncurkan inovasi yang relatif sederhana namun memiliki dampak yang cukup signifikan. Tidak hanya dapat lebih banyak mengangkut volume produk, penggunaan kapal LR tentunya juga berimbas kepada penurunan occupancy jetty hingga 15%,” ungkap Joko.

Joko menjelaskan, pada sistem yang berlaku sebelumnya, untuk mengangkut produksi Solar RU II dengan volume rata-rata 3 juta barel per bulan, pihaknya harus mendatangkan setidaknya 14 sampai dengan 16 kapal jenis MR per bulan. Sedangkan dengan sistem baru hanya menggunakan 2 kapal jenis LR dan 9 kapal MR per bulan. 

“Kami perkirakan potensi penghematan biaya dari sistem baru ini sekitar USD 600.000 atau sekitar Rp 8 miliar per tahun. Belum lagi adanya dampak tidak lansung seperti tersedianya waktu untuk perbaikan sarfas di area jetty dan berbagai dampak lainnya,” tutur Joko. 

Tidak hanya berhenti di situ, sama halnya dengan peningkatan loading rate yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi kilang, dengan adanya tambahan ruang kosong di tangki penyimpanan atau yang lazim disebut ullage, kini RU II dapat menggenjot peningkatan produksi Solar hingga 10 % dari rata-rata produksi normal. Hal ini tentunya berpengaruh signifikan bagi ketersediaan BBM bagi masyarakat Indonesia. 

"Sebagai kilang yang memasok hingga 20% kebutuhan energi nasional, inovasi sekecil apapun dapat berdampak besar bagi bisnis Pertamina. Ke depannya inovasi akan terus kami upayakan guna meningkatkan efisiensi dari berbagai lini,” pungkas Joko.•RU II

Share this post