PALEMBANG – Pertamina sebagai perusahaan energi yang berwawasan lingkungan, mendukung upaya penanganan perubahan iklim di Kota Palembang. Hal tersebut diwujudkan melalui rapat koordinasi (Rakor) antar aktor yang secara strategis merumuskan visi dan strategi bersama untuk menghadapi perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Pertamina Refinery Unit (RU) lll Plaju pada Rabu, 6 Januari 2020.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Plaju tersebut dihadiri Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumatera Selatan, Balai Pengendalian Perubahan Iklim Sumatera Selatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Pemerintah Kecamatan Plaju, dan masyarakat binaan CSR RU III Plaju.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menunjukkan kenaikan suhu minimum dari tahun 1977 hingga 2017 sebesar sebesar 1,5°C, peningkatan suhu udara rata-rata harian sebesar 1,3°C, dan peningkatan suhu udara maksimum sebesar 1,2°C.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Palembang. Data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan menunjukkan hanya ada ±3.801 Ha dari ±12.018 Ha luasan normal RTH menurut UU No. 26 Tahun 2007. Hal tersebut berpengaruh pada minimnya tutupan lahan hijau perkotaan. Untuk itu, diperlukan upaya sinergis antar aktor dalam menangani permasalahan iklim.
Perwakilan Balai Pengendalian Perubahan Iklim Sumatera Selatan Teti menyampaikan, rakor itu menitik beratkan pada pembahasan tentang materi Program Kampung Iklim (Proklim). Proklim sendiri merupakan salah satu program penanganan terkait perubahan iklim yang terjadi saat ini. Program ini diselenggarakan sebagai sarana mitigasi maupun adaptasi terhadap dampak perubahan iklim tersebut.
"Dalam Kampung Iklim Lestari, ada beberapa indikator yang menjadi tolak ukur seperti penguatan kelembagaan, pengkayaan diversifikasi keanekaragaman hayati, dan memiliki 10 lokasi binaan," kata Teti.
Selain itu, ia mengatakan bahwa diperlukan rasa kecintaan terhadap lingkungan. "Ketika sudah ada kecintaan, dengan ada atau tidak adanya penghargaan siapapun aktornya akan senantiasa melakukan. Mengingat keberlangsungan iklim ini adalah untuk generasi mendatang yang merasakan manfaatnya," ucapnya.
Menyambung dari hal tersebut, Wilman, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Sumatera Selatan menyatakan bahwa instansi yang diwakilkannya itu siap mendukung tercapainya hal-hal atau program khususnya penanganan masalah lingkungan di masyarakat. "Untuk itu, kami sampaikan perlunya dukungan dari OPD dan dinas terkait saling bersinergi bersama," ujarnya Wilman.
Di lain kesempatan, Area Manager Communication, Relation & CSR RU III Siti Rachmi Indahsari menjelaskan, Pertamina sudah memiliki komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan khususnya terhadap masyarakat di wilayah sekitar operasional perusahaan.
"Setiap harapan masyarakat dan pemerintah, tentu saja juga menjadi harapan Pertamina. Mari kita bergandengan tangan untuk sama-sama mewujudkan program kampung iklim di sekitar kami demi menyelamatkan lingkungan," tutup Rachmi. *RU III/HM