Jakarta - “Penyesuaian harga ini merupakan keputusan korporasi dan sudah dibahas pada rapat dengan Menko Perekonomian pada Senin lalu, (8/9). Sehingga kapan dilakukannya dan berapa besarannya, diserahkan kepada Pertamina,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di hadapan media massa nasional, di Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina, Rabu (10/9).
Hanung menjelaskan, harga baru Elpiji Non Subsidi 12 kg tersebut diberlakukan mulai pukul 00.00 WIB pada 10 September 2014 dengan besaran Rp1.500 per kg (nett Pertamina). “Atau lebih kurang Rp18.000 per tabung,” ujarnya.
Lebih lanjut Hanung memaparkan, di pasar, harga ini akan meningkat menjadi sekitar Rp21.000 atau Rp22.000 per tabung. Hal ini terjadi karena ada ongkos angkut, dan biaya-biaya lainnya. Sehingga retail price-nya adalah Rp9.519 per kg.
“Ini adalah harga retail di tingkat agen. Atau naik dari Rp92.800 per tabung menjadi pada kisaran Rp.114.300 per tabung. Di tingkat warung, harga ini akan bertambah dengan kisaran sekitar Rp3.000 sampai Rp5.000,” ungkapnya.
Penyesuaian harga ini akan bisa mengurangi kerugian Elpiji Pertamina sebesar Rp452 miliar untuk tahun 2014, sehingga menjadi Rp5,7 triliun dari prognosa semula Rp6,1 triliun dengan proyeksi tingkat konsumsi Elpiji 12 kg adalah 907.000 ton. Walaupun demikian, Hanung mengakui, harga jual baru tersebut masih jauh dibawah keekonomiannya.
Berdasarkan rata-rata CP Aramco y-o-y (year on year) Juni 2014 harga keekonomian Elpiji 12 Kg saat ini seharusnya Rp15.110 per kg atau Rp181.400 per tabung.
Seperti diketahui, kebijakan korporasi ini ditetapkan setelah mendengarkan masukan pemerintah dalam rapat koordinasi di Kementerian Perekonomian pada Senin (8/9) lalu. Penyesuaian harga ini sesuai dengan Permen ESDM No. 26 tahun 2009 tentang Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas. Dan juga merupakan pelaksanaan Roadmap Penyesuaian Harga Elpiji 12 kg secara berkala sesuai hasil rapat konsultasi Pemerintah dan BPK RI pada 6 Januari 2014.
Pada kesempatan terpisah Menko Perekonomian Chairul Tanjung meyakinkan, penyesuaian ini tidak akan memberatkan masyarakat karena dilakukan secara bertahap.
“Apalagi sebenarnya konsumen Elpiji 12 kg adalah masyarakat yang mayoritas tinggal di perkotaan dan datang dari lapisan menengah ke atas,” ujar Chairul Tanjung, pada (8/9).•URIP