PT Pertamina (Persero) mencanangkan lima langkah prioritas untuk memperbaiki kinerja operasional kilang perusahaan yang diharapkan meningkatkan ketahanan pasokan dan penurunan impor BBM.
JAKARTA - Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Toharso dalam Konferensi Pers Direktorat Pengolahan, Selasa (24/1), di Kantor Pusat Pertamina yang turut dihadiri Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Muchamad Iskandar, dan Senior Vice President ISC Daniel S. Purba.
Lima langkah perbaikan tersebut mencakup lima aspek, yaitu Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), Keandalan, Efisiensi, Optimasi dan perbaikan Organisasi dan Pengembangan SDM. Kelima aspek tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pasokan BBM.
Dalam kesempatan tersebut, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan, untuk mendukung pengolahan, efisiensi saja tidaklah cukup karena aspek pengembangan juga perlu juga diperhatikan. Ia menuturkan, adanya integrasi pengolahan dan pemasaran dalam satu manajemen dan munculnya Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia merupakan salah satu upaya yang diharapkan bisa mendukung aspek pengembangan sektor tersebut.
“Kita akan fokus untuk memperbaiki pengolahan dan pemasaran atau sektor downstream ini. Untuk itu, dibentuk direktorat baru yang khusus menangani pengembangan, yakni Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, dengan satu direktur sendiri yang mengelola,” kata Tanri Abeng.
Di samping itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan efisiensi pengolahan akan terus menjadi salah satu fokus utama perseroan ke depan. Dengan biaya dan harga produk kilang yang semakin rendah diharapkan bisa menurunkan impor BBM serta memaksimalkan penggunaan suplai domestik.
“Kita masih strict pada strategi mengoptimalkan kilang agar bisa memaksimumkan domestic supply sehingga dapat menekan impor. Ini sudah menjadi strategi Pertamina yang tentu saja siapapun akan melakukan hal tersebut,” ujar Dwi.
Sementara itu, Direktur Pengolahan Toharso menjelaskan kelima langkah penting Direktorat Pengolahan ke depan. Aspek pertama adalah HSSE dengan fokus utama adalah tidak ada kejadian kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan fatality. Selain fatality, tuturnya, Pertamina akan semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran akibat operasi kilang.
Sementara aspek kedua, Keandalan kilang difokuskan pada upaya mencapai zero unplanned shutdown. Dia mencontohkan salah satu upaya untuk mencapainya, dilakukan dengan cara konsisten dan disiplin pada jadwal pemeliharaan kilang baik yang bersifat parsial maupun menyeluruh.
“Kami juga akan meningkatkan efektivitas inspeksi sehingga dapat diketahui secara lebih dini sebelum alat rusak. Pada prinsipnya apabila kita bisa tekan angka kehilangan waktu operasi, kinerja kilang semakin baik dan produksi bisa sesuai target dan pada akhirnya pasokan BBM nasional semakin andal,” tutur Toharso.
Aspek ketiga adalah efisiensi melalui beberapa langkah, dengan fokus utamanya mengurangi working losses hingga 50% di bawah realisasi tahun 2016. Selain mengurangi losses, Toharso juga akan melakukan pengadaan bahan maupun peralatan kilang secara terpusat sehingga dapat menurunkan biaya.
Aspek keempat optimasi yang fokus pada upaya peningkatan yield valuable product menjadi 79% dari saat ini sekitar 74%. Selain itu, Pertamina menargetkan penurunan biaya operasi hingga menjadi hanya US$3 per barel.
“Contoh seperti di Kasim operasinya biasanya hanya sekitar 120 hari dalam setahun. Kami ingin tingkatkan. Apabila masalahnya ketiadaan crude, kami akan bangun infrastruktur yang memungkinkan crude bisa masuk memenuhi kebutuhan feedstock RU VII Kasim,” ungkapnya.
Aspek terakhir adalah Organisasi dan Pengembangan SDM. Perubahan organisasi pada Oktober 2016 melalui pembentukan Direktorat Megaproyek dan Petrokimia yang melahirkan kebutuhan formasi SDM.
“Oleh karena itu kami akan membuka peluang kerja baru untuk mengisi posisi-posisi engineer yang akan ditinggalkan oleh pekerja yang memasuki usia pensiun,” tutupnya.•RILIS/Star