MAKASSAR - Menindaklanjuti laporan kelangkaan Elpiji di Makassar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar bersama PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII, Hiswana Migas dan Polres mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke usaha-usaha non UKM, Rabu (29/8/2018). Dari hasil sidak, ditemukan rumah makan dan laundry/binatu yang masih menggunakan Elpiji subsidi 3 kg.
Dua hari setelah sidak dilakukan, usaha laundry tersebut sudah berganti menggunakan Elpiji non subsidi, Bright Gas 5,5 kg. Dengan inisiatif dan kesadaran sendiri, Laundry Kurnia sudah menukarkan 8 tabung elpiji 3 kg menjadi 4 tabung Bright Gas 5,5 kg melalui program trade in. Sebelumnya, laundry ini menggunakan Elpiji 3 kg untuk membantu proses pengeringan pakaian.
Adapun rumah makan yang juga disidak sehari sebelumnya, saat ini sedang dalam proses mengganti elpiji 3 kg menjadi Elpiji non subsidi. Di rumah makan tersebut, ditemukan penggunaan Elpiji 3 kg sebanyak 18 tabung per hari, atau 540 tabung per bulan.
Upaya untuk mendorong usaha non UKM menggunakan Elpiji non subsidi, terus dilakukan Pertamina. Salah satunya melalui program Pake Bright Gas, Bisnis Ngegas. "Program ini memberi apresiasi pada usaha-usaha kuliner non UKM pengguna Bright Gas, dan membantu promosi usaha-usaha tersebut," ujar Roby Hervindo, Unit Manager Communication & CSR MOR VII.
Roby menjelaskan, hingga kini sebanyak 15 usaha kuliner non UKM di Makassar telah menerima apresiasi dan dukungan promosi dari Pertamina. Di antaranya rumah makan Mba Daeng, Seblak Petir, History Cafe, Kedai Soto Tian, rumah makan Serba Sambal dan usaha lainnya.
"Pertamina dan Pemda terus menghimbau agar unit usaha non UKM segera beralih ke Elpiji non subsidi," ujar Roby.***