Pertamina Support Film Di Timur Matahari

Pertamina Support Film Di Timur Matahari

Jakarta - "Hitam kulit, keriting rambut...Aku Papua, Biar nanti langit terbelah..Aku Papua..!" Cuplikan lagu "Aku Papua" karya almarhum Franky Sahilatua, dengan merdu dan lantang dinyanyikan lima orang penyanyi asli Papua sesaat sebelum pemutaran Perdana film Di Timur Matahari produksi Alenia Picture, di Epicentrum XXI, Senin (11/6).


Dari lagu pembuka yang dinyanyikan, sudah bisa ditebak, film keenam rumah produksi Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen itu mengambil setting di wilayah Indonesia Timur, Papua. Dalam film ini Alenia sengaja menyampaikan pesan damai di tengah pemberitaan negative tentang Papua yang dikaitkan dengan perang antarsuku. "Kami kembali ke Papua untuk membawa pesan damai. Papua juga bagian dari Indonesia, dan mereka juga cinta damai. Ini adalah usaha kami untuk memotret kehidupan di sana,"ujar Nia Zulkarnaen.


Film yang mengambil lokasi di Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Papua ini juga memotret kehidupan anak-anak pedalaman yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh pendidikan, kesehatan, serta sarana transportasi yang sangat minim yang berimbas pada mahalnya harga bahan pokok di Papua. "Kejadian di film ini memang benarbenar terjadi. Ini bukan hanya persoalan di Papua, melainkan sudah menjadi persoalan nasional," jelas Ari.


Di Timur Matahari mengisahkan sekelompok anak Papua, Mazmur (Simson Sikoway), Thomas (Abetnego Yigibalom), Yokim (Razz Manaboy), Agnes (Maria Resubun), dan Suryani (Friska Waromi) tidak mendapatkan pendidikan, lantaran guru pengganti tak juga datang.


Kehausan akan ilmu pengetahuan, mendorong anak-anak tersebut mencari pelajaran di alam dan lingkungan sekitar. Sampai akhirnya, mereka bertemu dengan sosok Pendeta Samuel (Lukman Sardi), dokter wanita bernama Fatimah( Ririn Ekawati),Ucok (Ringgo Agus Rahman), yang bisa member Mazmur dan rekan-rekannya berbagai pengetahuan baru.


Film Di Timur Matahari ini, mendapat dukungan dari Pertamina Foundation yang juga peduli dengan pesan damai dan cinta sesame dalam film ini. Di sisi lain, kegiatan tersebut sebagai bukti dukungan Pertamina bagi para sineas yang mengedukasi generasi bangsa lewat film.


Menurut Head of Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono, dukungan Pertamina dalam film ini sengaja tidak ditonjolkan, agar tidak mengganggu isi cerita dan kreativitas seni. "Memang dukungan kita tidak begitu ditonjolkan dalam film ini, namun keluarga besar Pertamina akan tahu, mengapa tokoh utama mendapat bantuan kacamata, mengapa ada dokter yang terjun di daerah terpencil dan member dukungan kesehatan bagi masyarakat setempat. Semua itu merupakan cerminan tanggung jawab social Pertamina,"ujarnya.

Share this post