Pertamina Talks : Hadapi Tantangan dengan Kolaborasi

JAKARTA - Bicara soal kolaborasi sama halnya bicara tentang kerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, sebelum merdeka, pemuda Indonesia berkolaborasi untuk melawan penjajahan. Saat ini, kolaborasi dilakukan untuk menghadapi era disruption atau VUCA.

"Sejak zaman dulu, Indonesia sangat memaknai istilah kerja sama, hingga kini era disruption atau VUCA harus dihadapi bersama. Kalau kita berjalan sendiri, tantangannya akan menjadi lebih sulit dihadapi. Pasti akan melelahkan kalau kita tidak melakukan kolaborasi," ujarnya saat membuka acara Pertamina Talks di lantai 21 Kantor Pusat Pertamina, pada Senin (28/10).

Hal senada disampaikan Vice President Asset Optimization PT Pertamina Isabella Hutahaean sebagai salah satu narasumber acara tersebut. Ia menegaskan, dalam berkolaborasi, semangat merupakan kunci pemersatu.

"Semangat itu dapat menular. Jadi kalau kita bersemangat, sekeliling kita juga akan bersemangat. Ibarat tubuh, semangat positif akan memberikan kebaikan kepada seluruh organ tubuh, begitupun sebaliknya. Jika salah satu organ tubuh ada yang sakit, anggota tubuh lainnya juga akan merasakan sakit," tukas Bella.

Bella meyakini, semangat positif akan ada kemudahan-kemudahan yang tidak Kita duga sebelumnya. "Dengan menyebarkan semangat positif, terkadang datang hal-hal yang tidak kita duga. Jadi, mulai sekarang cobalah setiap pagi kita saling menyemangati antara pekerja. Selain itu, kita harus bersyukur akan kenikmatan hidup yang sudah dicapai saat ini," saran Bella.

Sementara itu, presenter Daniel Mananta yang menjadi narasumber tamu mengatakan, kolaborasi dari zaman dulu sudah ada, seperti halnya sumpah pemuda yang merupakan hasil dari kolaborasi pemuda Indonesia pada tahun 1928 yang memaknai satu tanah air, bangsa, dan satu bahasa Indonesia sebagai motivasi untuk berjuang meraih kemerdekaan.

"Dengan berkolaborasi menyamakan visi sebagai satu tanah air, bangsa dan bahasa, para pemuda terpelajar saat itu berhasil menyatukan berbagai kepentingan untuk bersama merai kemerdekaan," ungkap pemilik brand fasion Damn I Love Indonesia tersebut.*HM

Share this post