BALI – Dalam upaya mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional serta upaya mendukung ketahanan energi nasional, PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) melaksanakan penandatanganan kontrak baru dan amandemen Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) panas bumi dengan PT. Indonesia Power dan PT. PLN, di Bali Nusa Dua Convention Center, (11/2).
Penandatanganan amandemen yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Irfan Zainudin dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir meliputi amandemen PJBU panas bumi untuk suplai uap PLTP Lahendong Unit 1 kapasitas 20 Megawat, Lahendong Unit 2 kapasitas 20 Megawatt, Lahendong Unit 3 kapasitas 20 Megawatt, dan Lahendong Unit 4 dengan Kapasitas 20 Megawatt.
Pada kesempatan yang sama juga ditandatangani PJBL panas bumi untuk PLTP Kamojang Unit 4 kapasitas 60 Megawatt dan Kamojang Unit 5 dengan kapasitas 35 megawatt.
Setelah itu, Irfan Zainudin juga menandatanganani kerja sama dengan Direktur Utama PT Indonesia Power Antonius Resep Tyas untuk kontrak baru (restated) PJBU untuk suplai uap PLTP Kamojang Unit 1 kapasitas 55 Megawatt, Kamojang Unit 2 kapasitas 55 Megawatt dan Unit 3 kapasitas 55 Megawatt.
Irfan optimistis pemanfaatan energi geothermal di Indonesia akan semakin berkembang dengan pesat. “PGE berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengembangkan energi bersih yang ramah lingkungan sehingga membantu mengurangi emisi karbon secara berkesinambungan,” ujar Irfan.
PGE mencanangkan target installed capacity di atas 1.000 MW pada 2021 dan pada 2030 diharapkan mencapai 2.700 MW.
Selain itu, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan kerja sama antara Pertamina dengan BPPT oleh Syamsu Alam dan Kepala BPPT Unggul Priyanto. Kerja sama itu meliputi Joint Study Agreement (JSA) antara PGE, GFZ dan BPPT di lapangan Geothermal Lahendong, Sulawesi Utara untuk mengembangkan dan melakukan riset Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi Binary Cell. PGE dan BPPT juga juga menandatangani antara PGE dengan BPPT di lapangan Geothermal Kamojang dalam membangun dan melakukan penelitian Pembangkit Listrik Skala Kecil dengan kapasitas 3 MW.
Menurut Syamsu Alam, kerja sama ini menjadi bukti bahwa partisipasi Pertamina dalam mengembangkan kapabilitas nasional di bidang geothermal tidak main-main, baik dari sisi SDM maupun penguasaan teknologi.
”Dengan potensi sumber daya geothermal terbesar di dunia, sudah selayaknya Indonesia bisa menguasai dan mengembangkan sendiri teknologi pemanfaatan geothermal,” kata Syamsu Alam.
Hal senada disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Namun demikian, ia menyadari biaya clean energy pun lebih mahal dari energi yang biasa digunakan. “Karena itulah, pada akhirnya yang dapat menyelesaikan ini adalah teknologi dan kerja sama,” ungkapnya usai menyaksikan penandatanganan bersama Menteri ESDM Sudirman Said.
Bali Clean Energy Forum berlangsung dari tanggal 11 sampai dengan 12 Februari 2016. Acara tersebut merupakan forum yang membahas upaya untuk mendukung pembangunan energi bersih berbasis energi terbarukan. Forum ini diikuti oleh menteri energi dunia, pihak swasta dan para ahli energi bersih dunia.•Kuntoro/rILIS