Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui Kontraktor Bagi Hasil Gross Split Blok Offshore North West Java (ONWJ).
JAKARTA - Penandatanganan dilakukan di Kantor Kementerian ESDM oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak & Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Beni Jaffilius Ibradi serta disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, pada Kamis (18/1).
“Pertamina siap melaksanakan apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Dengan skema baru gross split ini Pertamina sebagai kontraktor kontrak kerja sama semakin tertantang untuk mengelola wilayah kerja migas secara efisien,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM.
Dwi menambahkan, dengan ditandatanganinya perpanjangan kontrak ini maka Pertamina kembali diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola blok ONWJ. Pertamina percaya diri dapat mengelola Blok ONWJ dengan baik dan akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan produksi migas nasional.
Dalam kontrak bagi hasil gross split Blok ONWJ ini, skema final split yang ditetapkan adalah untuk minyak 47,5% bagian pemerintah dan 52,5% bagian kontraktor. Sedangkan untuk gas pembagiannya 37,5% bagian pemerintah dan 62,5% bagian kontraktor.
Hingga akhir tahun 2016, produksi PHE ONWJ telah mencapai tingkat produksi minyak 35,8 ribu barel per hari dan produksi gas sebesar 155 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). Produksi migas PHE ONWJ disalurkan seluruhnya untuk kebutuhan dalam negeri.
Sejak dikembangkan total investasi yang telah dikeluarkan di blok ONWJ mencapai US$ 13,8 miliar. Sejak tahun 2009 PT PHE ONWJ sebagai operator Blok ONWJ telah mengeluarkan total investasi sebesar US$ 3,9 miliar.
“Ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional,” kata Direktur Utama PHE R. Gunung Sardjono.
Sejak diambil alih Pertamina pada 2009, produksi blok ONWJ terus meningkat hingga hampir dua kali lipat ke angka 40 ribu barel per hari. Beberapa prestasi membanggakan yang pernah diraih antara lain keberhasilan menyelesaikan proyek Lima Subsidence Remediation atau pengangkatan anjungan secara simultan di Lapangan Lima, dengan menggunakan metode pengangkatan synchronized hydraulic jacking system. Sistem ini baru pertama kali di dunia. Selain itu, keberhasilan juga dicapai dalam pengembangan lapangan baru GG secara tepat waktu dan aman yang mampu menambah produksi gas sebesar 20 MMSCFD.•RILIS