Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melakukan kerja sama dengan PT Indo Raya Tenaga (IRT) untuk memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar nonsubsidi B35 dalam rangka operasional pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Suralaya, Cilegon, Banten. Kontrak pengadaan BBM nonsubsidi tersebut ditandatangani oleh Executive GM PPN Regional JBB, Deny Djukardi dan Direktur Bisnis PT IRT, Jonny Karli, pada Senin, 8 Januari 2024. Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PPN, Maya Kusmaya dan Vice President Industrial & Marine Fuel Business PPN, M. Taufiq Setyawan serta Direktur Keuangan PT IRT, Erwin Ardianto dan Direktur Teknis PT IRT, Yudianto Permono.

Pertamina Tandatangani Kontrak Suplai BBM Nonsubsidi dengan PT Indo Raya Tenaga

JAKARTA — Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melakukan kerja sama dengan PT Indo Raya Tenaga (IRT) untuk memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar nonsubsidi B35 dalam rangka operasional pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Suralaya, Cilegon, Banten.

Kontrak pengadaan BBM nonsubsidi tersebut ditandatangani oleh Executive GM PPN Regional JBB, Deny Djukardi dan Direktur Bisnis PT IRT, Jonny Karli, pada Senin, 8 Januari 2024. Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PPN, Maya Kusmaya dan Vice President Industrial & Marine Fuel Business PPN, M. Taufiq Setyawan serta Direktur Keuangan PT IRT, Erwin Ardianto dan Direktur Teknis PT IRT, Yudianto Permono.

Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PPN, Maya Kusmaya menyampaikan selamat kepada PT IRT atas proyek PLTU Jawa 9&10 serta menyampaikan harapan semoga proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Menurutnya, sinergi ini merupakan kebanggaan bagi PPN dapat menjadi provider solusi energi pada salah satu proyek PLTU terbesar Indonesia. Pada kerja sama ini, PPN berkomitmen dalam penyediaan serta pelayanan pengirimannya.

Maya Kusmaya juga berharap agar dapat dijajaki juga kerja sama untuk skema carbon offset. "Seperti yang telah diketahui bersama bahwa Pemerintah telah menetapkan regulasi terkait pajak karbon untuk PLTU, dan PPN juga berkomitmen untuk menjadi decarbonization partner bagi mitra kami melalui natural based solution yang dimiliki Pertamina Group," ujar Maya.

Executive GM Regional JBB, Deny Djukardi mengatakan, pembangunan PLTU di Suralaya ini nantinya menjadi salah satu PLTU dengan kapasitas terbesar, yaitu 2 x 1.000 MW. Di lokasi pembangunan PLTU ini terdapat dua tangki timbun dengan kapasitas 750 Kiloliter (KL) yang nantinya akan disuplai oleh Pertamina.

Deny menjelaskan, kebutuhan BBM dalam pembangunan PLTU ini mencapai 33 juta liter atau 2 juta liter per bulan selama 1,5 tahun ke depan. PPN memastikan produk biosolar B35 yang merupakan campuran 35 persen minyak sawit dan 65 persen solar merupakan salah satu yang produk terbaik Pertamina untuk mendukung pembangunan PLTU ini.

“Titik pengiriman atau supply point Pertamina untuk pengiriman BBM pembangunan PLTU Suralaya yaitu dari Fuel Terminal Tanjung Gerem, Cilegon. Titik supply kurang dari 15 kilo meter (KM) ke titik pasokan (supply point), sehingga diharapkan tidak ada kendala dalam pengiriman,” tambah Deny.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan, kerja sama dengan PT IRT ini juga sejalan dengan program Pertamina, yaitu Pertamina One Stop Solution. "Terlebih pembangunan PLTU ini juga merupakan Proyek Strategis Nasional dan PPN akan berkomitmen penuh terhadap kualitas produk, proses penyediaan hingga penyaluran sampai dengan supply point," pungkasnya.*SHC&T JBB

Share this post