JAKARTA – Kabar gembira kembali datang dari Subholding Upstream Pertamina, Regional Sumatera. Setelah sebelumnya Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang berhasil menemukan gas dan kondensat di Sumur Eksplorasi Sungai Rotan (SRT)-1XST di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kini PHE North Sumatera Offshore (NSO) berhasil menemukan minyak dan gas di Provinsi Aceh. Tepatnya di Sumur Eksplorasi NSO-R2 yang berada di perairan Selat Malaka, lepas pantai Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Sumur eksplorasi NSO-R2 dibor dengan profil vertikal menggunakan rig semi-submersible Essar-Tribara. Sumur ini ditajak pada 14 Juni 2022 dan mencapai kedalaman akhir 4339 feet Measured Depth (ftMD) pada 27 Juli 2022. Setelah dilakukan serangkaian evaluasi terhadap properti formasi, PHE NSO melakukan 2 interval Uji Kandungan Lapisan (Drill Stem Test/DST), yaitu DST#1 pada interval 3826 – 3846 ftMD dan DST#2 pada interval 3726 – 3756 ftMD, semuanya pada lapisan batu gamping Formasi Malacca.
“Hasil Uji Kandungan Lapisan pertama (DST#1) ditemukan gas sebesar 5 juta standar kaki kubik (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) dan minyak 1.400 barel per hari (Barrels Oil Per Day/BOPD). Sedangkan hasil Uji Kandungan Lapisan kedua (DST#2) ditemukan gas sebesar 13,74 juta standar kaki kubik (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD) dan kondensat 43 barel per hari (Barrels Condensate Per Day/BCPD),” ujar Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera, Jaffee Arizon Suardin.
“Seluruh upaya ini merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan cadangan dan produksi migas di Sumatera dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional,” tambah Jaffee.
Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara menyambut gembira keberhasilan ini. “Selamat kepada Pertamina atas pencapaian ini. Harapannya kedepan akan ada penemuan-penemuan cadangan migas oleh KKKS sebagaimana yang ditemukan oleh PHE NSO, sehingga target produksi minyak 1 juta barel per hari (Barrels of Oil Per Day/BOPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (Billion Standard Cubic Feet Per Day/BSCFD) pada tahun 2030 dapat terwujud,” ujar Benny.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, juga menambahkan bahwa capaian ini dapat menjadi motivasi yang akan mendorong semangat semua pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat setempat untuk mendukung industri hulu migas dalam mencari cadangan migas secara lebih agresif ke depannya.
“Kita wajib optimis bahwa tujuan bersama akan dapat diwujudkan, penemuan ini harus dapat membangkitkan semangat kita bersama, karena kemajuan industri hulu migas adalah kemajuan kita semua,” pungkas Rikky.*SHU