Pertamina Terjunkan 105 Pekerja Terbaik ke Eropa dan AS

Pertamina Terjunkan 105 Pekerja Terbaik ke Eropa dan AS

20-engineer -1JAKARTA – Sebanyak 105 pekerja terbaik Perta­mina diterjunkan untuk melakukan proses alih teknologi kilang dengan mitra terbaik di Eropa dan Amerika Serikat. Hal itu dilakukan PT Pertamina (Persero) guna mendukung pelaksanaan proyek pengembangan dan pembangunan kilang di Tanah Air.

 

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto me­nyam­paikan, program ini sejalan dengan visi dan misi Pertamina untuk mencapai kemandirian Energi melalui perwujudan transformasi perusahaan. Di masa mendatang, Dwi berharap Indonesia sudah bisa mandiri di bidang energi. “Dengan menguasai teknologi Indonesia bisa membangun kilang minyak secara mandiri. Kita harus merebut teknologi,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, tambah Dwi, untuk memenuhi target di tahun 2025, Pertamina saat ini tengah membangun empat proyek Refinery Development Master Plan Program (RDMP) dan dua kilang baru yang membutuhkan para insinyur andal. “Seperti kita ketahui, Pertamina punya lulusan terbaik dari ITB, UGM, dan UI,” ujar Dwi.

 

Sementara Direktur Pengolahan  Pertamina Rachmad Hardadi menegaskan,  pengelolaan operasional kilang tidak akan terganggu meski sejumlah engineer Pertamina diterjunkan ke luar negeri. Sebab, menurut Hardadi, hal tersebut dilakukan se­­cara bertahap menggunakan sistem batch yang dibagi tiga sesi. Sejak bulan lalu hingga November, Pertamina mengirimkan secara bertahap sebanyak 105 pekerja yang ditempatkan di Axen, Perancis 25 orang, Bechtel dan UOP di Amerika Serikat sebanyak 20 orang untuk engineering design dan 20 orang untuk engineering review, dan foster Wheller dan Bechtel di Inggris juga sebanyak masing-masing 20 orang untuk mendalami engineering dan engineering review.

 

Hal senada diungkapkan Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro. Penguasaan teknologi sangat diperlukan, khususnya engineering design dan engineering review untuk menunjang kesuksesan pelaksanaan proyek-proyek pengembangan kilang melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) maupun Grass Root Refinery (GRR). Oleh karena itu, Pertamina telah menugaskan beberapa pekerjanya untuk dapat melakukan proses alih teknologi dengan bekerja di beberapa perusahaan yang memiliki kompetensi tinggi di kedua bidang tersebut.

 

“Pelaksanaan 5 pilar strategis Pertamina, khususnya untuk peningkatan kapasitas kilang perlu didukung oleh pekerja-pekerja yang berkualifikasi mumpuni untuk mengawal setiap tahapan pelaksanaan proyek kilang Pertamina. Untuk itu, pengiriman ke 105 pekerja tersebut ke tempat penugasan merupakan investasi penting bagi Pertamina dalam mencetak sum­ber daya perusahaan yang handal untuk penyelesaian proyek-proyek kilang yang sangat menantang di masa mendatang,” pungkas Wianda.

 

Seperti diketahui, Pertamina memiliki aspirasi untuk menuntaskan program pengembangan empat kilang Refinery Development Master Plan yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebesar 300.000 barel per hari hingga 2023. Selain itu, Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas pengolahan dengan membangun dua kilang baru di Tuban dan Bontang dengan masing-masing ber­kapasitas 300.000 barel per hari.

 

“Apabila keenam proyek tersebut tuntas, maka pada 2023 Indonesia akan mulai merasakan swasembada BBM. Potensi swasem­bada itu akan terus terjaga dengan adanya dua proyek tambahan lagi pasca 2023, yaitu berupa pembangunan dua kilang baru berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari hingga 2030,” tutup Wianda.•EGHA

Share this post