Ditengah harga minyak dunia yang saat ini berada pada posisi dibawah US$ 30 barrel/ hari, PT Pertamina (Persero) masih terus mempertahankan diri melewati tantangan-tantangan yang dihadapi oleh industri minyak dunia sekarang selama tahun 2015 hingga mengawali tahun 2016.
JAKARTA – “Kita semua menghadapi tantangan yang berat di tahun 2016 ini sehingga kita harus siap mental. Mudah-mudahan ketika kita sukses di tahun 2015 melewati tantangan penurunan harga minyak tersebut, kita sama-sama berjuang agar di tahun 2016 pun bisa kita hadapi bersama”.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dalam kesempatan Townhall Meeting kinerja 2015 dan RKAP 2016 di lantai M Kantor Pusat Pertamina, pada Senin (22/1).
Lebih lanjut Dwi mengatakan dengan kondisi harga minyak dunia tersebut, banyak perusahaan-perusahaan minyak di dunia yang berguguran. Tentunya ini menjadi tantangan bagi Pertamina apakah akan termasuk sebagai perusahaan minyak di dunia yang survive atau menjadi bagian yang ikut berguguran. Namun Dwi meyakinkan Pertamina mampu melewati tantangan tersebut.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pertamina dalam menghadapi tantangan tersebut di antaranya dengan telah melakukan efisiensi sebagai bagian dari 5 Pilar Prioritas Strategi perusahaan, yaitu efisiensi pada biaya operasi dan efisiensi dari pelaksanaan Breakthrough Project 2015.
Dalam paparannya, Dwi turut mengapresiasi atas pencapaian yang dilakukan insan Pertamina dalam melakukan efisiensi di semua lini agar bisa bertahan dalam menghadapi kondisi harga minyak dunia yang merosot tajam. Efisiensi yang dilakukan antara lain bagaimana efisien di proses bisnis, renegosiasi dari kegiatan-kegiatan jasa, memperpendek proses bisnis. Dimana saat ini dalam menuju end customer melewati banyak trader, sehingga Dwi mengharapkan jika Pertamina bisa langsung ke end user maka tentu saja akan bisa memperbaiki aspek revenue.
“Kita harus do something. Jangan sampai di saat kita tidak bisa lagi menyelamatkan diri, baru kita tersadar. Kita masih punya waktu dan kesempatan untuk melakukan sesuatu. Kalau kita bisa betul-betul menyikapinya dengan sebaik-baiknya, justru 2-3 tahun ke depan kita akan lebih bagus,” terang Dwi.
Lebih lanjut Dwi Soetjipto berharap agar sumder daya manusia (SDM) Pertamina terus mengembangkan riset dan inovasinya untuk menyiapkan diri bahwa Pertamina benar-benar kuat dalam riset dan teknologi. Sehingga jika memungkinkan hasil riset dan teknologi ini bisa dipasarkan.
“Untuk yang pemasaran harus lebih menggeser untuk bisa betul-betul kepada end user dan melaksanakan services dengan sebaik-baiknya. Karena kita memiliki keunggulan aset yaitu aset inventory dan aset SDM, jadi harus bisa memberikan service yang lebih baik kepada konsumen kita,” tegas Dwi.•IRLI