Jakarta - Untuk ke-4 kalinya, Pertamina meraih penghargaan Economic Challenge, sebagai perusahaan berbasis kekayaan alam. Kemenangan tersebut diraih bukan sekedar dari polling masyarakat, tetapi juga atas pertimbangan bisnis yang mengglobal, penerapan GCG dan tata kelola keuangan.
Dengan tema Global Eye on Indonesia, Economic Challenge Award 2012 kembali menjaring perusahaan nasional yang mampu bersaing di kancah global, dengan tambahan berbagai pertimbangan yang mendukung penilaian positif kinerja perusahaan.
Economoc Challenge Award merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan stasiun televisi swasta lewat polling yang dilakukan selama satu bulan, dan menjaring sekitar 18 ribu responden. 11 perusahaan dari berbagai kategori terpilih menjadi yang terbaik, pada malam anugerah Econimic Challenge Award 2012, Senin (20/11).
Untuk tahun ini, penilaian tidak sekedar diukur lewat porsentase polling responden yang berasal dari dalam dan luar negeri, tetapi juga digabungkan dengan penilaian dewan juri yakni pengamat ekonomi dan juga mantan Meneg BUMN Tanri Abeng serta praktisi pemasaran Rhenald Kasali. “Besarnya responden tidak menjamin menjadi yang terbaik, tetapi harus ada pertimbangan visi bisnis global perusahaan, penerapan GCG dan tata kelola keuangan yang baik,”ujar Tanri Abeng.
Sementara itu Rhenald Kasali menambahkan bahwa perusahaan yang memenangkan award kali ini, benar-benar telah siap menjadi perusahaan yang akan eksis dan meramaikan pasar dunia.
Direktur SDM Pertamina, Evita M. Tagor bersyukur atas penghargaan yang diterima Pertamina untuk ke-4 kalinya ini. Hal tersebut menjadi cambuk bagi seluruh insan Pertamina untuk meningkatkan kompetensi dan prestasi, menuju visi perusahaan sebagai Energizing Asia 2025.
Dalam dialog sebelum menerima penghargaan yang dipandu presenter Suryopratomo, Evita menanggapi tantangan yang disampaikan oleh tim juri Tanri Abeng, terkait transformasi Pertamina yang harus diikuti dengan perubahan mainset SDM dengan berbagai program yang dinilai sudah cukup agresif dilakukan Pertamina. “Memang merubah mainset Pertamina dari monopoli menjadi competitive tidak mudah dan tidak akan terjadi dalam sehari dua hari, setahun dua tahun, tapi butuh suatu program yang jelas untuk menjadikan SDM Pertamina tetap produktif bukan hanya di sektor leadership tapi juga di sektor kapabilitasnya di hard skill nya juga kita harus lebih efektif lagi,”jelas Evita.
Selain Pertamina, 11 perusahaan lain yang meraih penghargaan Economic Challenge anatara lain, Garuda Indonesia, PT Telkom, Krakatau Steel, Bank Mandiri, PT Sido Muncul, PT Matahari Putra Prima, Mustika Ratu, dll.